SuaraBanyuurip.com – Athok Moch Nur Rozaqy
Bojonegoro- Kepolisian Sektor (Polsek) Gayam, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur menyatakan belum menerima laporan secara resmi atas peristiwa pengeroyokan dua security Tripatra yang terjadi di selter area lokasi subkontraktor proyek rekayasa, pengadaan dan konstruksi (Engineering, Procurement and Constructions/EPC)-1 Lapangan Banyuurip, Blok Cepu, Rabu (26/11/2014).
“Kalau laporannya sudah masuk, tetapi secara resmi untuk tindaklanjutnya seperti apa masih belum,” kata Kapolsek Gayam, AKP Sudirman kepada suarabanyuurip.com.
Data yang dihimpun dari polsek setempat menyebutkan, telah terjadi peristiwa pengeroyokan di lokasi selter EPC-1 sekira pukul 11.00 WIB siang tadi. Dengan korban Farid Ardiyansah, (38), security G4S EMCL, dengan alamat Jalan Wonosari lot 12, Semampir, Surabaya dan Mochammad Arifin, (26), Security G4S, dengan alamat Gang Sumberejo, Kecamatan, Kapas, Kabupaten Bojonegoro. Â
Pengeroyokan itu bermula ketika kedua korban memberi peringatan kepada tenaga kerja yang menjual kopi di dalam area proyek. Namun peringatan tersebut tidak diindahkan dan sempat terjadi cekcok. Melihat suasana tersebut, tidak lama kemudian para pekerja lain yang sedang istirahat datang dan melakukan pengeroyokan.
“Mereka bergerombol, termasuk ada yang memukul kepala salah satu korban bernama Farid Ardiansyah,” ujarnya.
Korban lain bernama Arifin, yang berusaha melerai turut menjadi sasaran. Tak lama kemudian, pengeroyokan dapat dilerai oleh sejumlah security, petugas Polsek Gayam dan Dirpam Obvit yang mendatangi Tempat Kejadian Perkara (TKP).
Menurut Sudirman, pihaknya belum bisa mengambil tindakan lebih lanjut atas kejadian tersebut karena belum ada laporan resmi dari korban. Sebab sesaat setelah kejadian korban langsung dilarikan ke RSUD Bojonegoro untuk mendapat perawatan. Karena itu sampai saat ini Polsek Gayam juga belum bisa menentukan tersangka dalam pengeroyokan tersebut.
“Masih dilakukan penyelidikan, karena pelaku pengeroyokan lebih dari satu orang,” imbuhnya.
Sudirman menambahkan, dari hasil penyelidikan sementara, motif pengeroyokan itu diduga karena kesalahpahaman sikap yang dilakukan oleh korban. “Analisa sementaranya seperti itu,” tegas Sudirman.(roz)