Mebel Jati Masih Jadi Primadona

DI TENGAH maraknya mebel partikel mulai beredar bebas di pasaran, mebel kayu jati masih menjadi pilihan dan menjadi primadona dikalangan konsumen. Ekslusif dari ukiran dan keawetan menjadi  pertimbangan dan alasan bagi konsumen memilih mebel kayu jati tesebut.

Ahmad Syah Irfani, pemilik Mebel Buana Cepu, mengatakan, banyaknya masyarakat Cepu lebih memilih mebel kayu jati, tidak lepas dari karakter kuat dan sensasi ukiran khas yang tidak mampu diberikan mebel partikel  menjadi salah satu tolok ukur peminat mebel kayu jati.

“Harganya memang lebih mahal, namun kualitasnya bersaing,” ungkapnya.

Meski harga lebih mahal dibanding mebel partikel, lanjut Irfan, tetapi pembeli tetap banyak. Beberapa jenis mebel paling diminati masyarakat, menurutnya adalah meja, kursi dan almari. “Banyak jga yang mencari dipan dan meja rias. Tapi paling banyak meja-kursi,” jelasnya.

Dengan kisaran harga antara 3 hingga 10 juta, setiap bulan dia mampu menjual 20 unit mebel kayu jati degan berbagai macam tipe. “Pada hari besar seperti saat jelang  lebaran,  jumlah pembeli meningkat hingga 50 persen,” tutur dia.

Menurutnya, peningkatan tersebut dipengaruhi banyaknya pemudik yang pulang ke Cepu dan membelanjakan hasil kerja meraka untuk melengkapi perabot rumah tangga.

Mengenai banyaknya pesaing, pihaknya mengakui  jika persaingan memang mempengaruhi keuntungan. Namun, dia optimis bahwa konsumen adalah pemilih. “Selain harga, pembeli akan memilih kualitas yang baik,” ungkapnya.

Senada dengan Irfan, Edi Purnawanto, pemilik UD Dian Mebel Cepu mengatakan, minat masyarakat terhadap kerajinan mebel kayu jati sangat bagus. Menurutnya, selain melayani permintaan lokal, pihaknya juga melayani pesanan luar kota. “Paling sering ngirim ke Jakarta,” ujarnya.

Edi menjelaskan, almari dan dipan paling diminati konsmen. Meski  permintaan lokal lebih mendominasi, setidaknya setiap empat bulan sekali pihaknya melakukan pegiriman pesanan ke Jakarta.

Dalam satu bulan, pihaknya mampu melakukan pengiriman 5 sampai 6 kiriman lokal dengan kisaran harga 3,5 sampai 6 juta dengan beberapa jenis mebel.  Selain melayani penjualan, servis mebel juga mampu mendongkrak omset. Servis tersebut,  terdiri dari pemasangan busa dan perbaikan perabot dengan tarif sekitar 1,5 hingga 2 juta rupiah. (ahmad sampurno)

»Follow Suarabanyuurip.com di
» Google News SUARA BANYUURIP
» dan Saluran WhatsApp Channel SuaraBanyuurip.com


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *