Program Jargas Tak Jelas

SuaraBanyuurip.com – Ririn Wedia

Bojonegoro – Rencana subsidi jaringan gas rumah tangga untuk masyarakat di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, hingga kini masih belum teralisasi. Bahkan, Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tidak mengetahui secara pasti alasan tertundanya program Pemerintah Pusat tersebut.

Kepala Bidang Pertambangan dan Migas, Dinas ESDM Bojonegoro, Sutanto, mengatakan, beberapa waktu lalu sempat terjadi aksi protes dari masyarakat Bojonegoro di wilayah selatan kota. Hal ini dikarenakan kuota pemberian jaringan gas dinilai tidak merata.

“Padahal, sesuai ketentuan dari Pemerintah Pusat, jaringan gas akan diberikan kepada masyarakat di sisi utara kota. Jumlahnya memang lebih banyak dari lainnya,” ujar Tanto, sapaan akrabnya.

Dia menyatakan, seharusnya pada tahun 2015 sudah bisa dimulai pemasangan jargas untuk 4000 kepala keluarga. Namun, hingga kini belum ada koordinasi dari konsultan pelaksana yakni PT Barnanta Jasindo.    

Pria berkacamata minus ini menyampaikan, pengembangan gas alam itu diambil dari jalur pipa gas Gresik-Semarang (Gresem) sepanjang 271 Km. Proyek pipanisasi ini untuk menjamin pasokan gas diwilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur. 

Baca Juga :   Siapkan Pelatihan Sertifikasi dengan PEPC

“Jaringan gas rumah tangga ini sistemnya mudah seperti aliran PDAM, pipa langsung masuk kedalam kompor. Lebih aman jika dibanding dengan elpiji,” ujarnya.

Gas alam ini jika bocor langsung menyatu dengan alam. Beberapa daerah yang sudah menggunakan jaring gas rumah tangga ini seperti Bogor, Jakarta, Surabaya, Sidoarjo.
Sekadar diketahui, pipa gas Gresik-Semarang tersebut memiliki kapasitas 500 milion standard cubic feet per day (MMSCFD). Proyek pipanisasi ini akan melewati empat Kabupaten/Kota di Jawa Tengah, dan tiga Kabupaten di Jawa Timur. Pipanisasi Gresem ini dimulai dari metering station Gresik Pertagas dan berakhir di Tambak Lorok. Pembangunan ruas pipa baru ini menelan biaya US$515,7 juta.

Selain itu, pertagas telah mendapat alokasi gas ekses dari Jawa Timur yang berasal dari Kangean dan Husky sebesar 30 MMSCFD di tahun 2016. Pada 2019 Pertagas juga mendapat suplai gas Cepu Lapangan Tiung Biru dan Cendana sebesar  100 MMSCFD, dan potensi gas Cepu Lapangan Alas Tua sebesar 110 MMSCFD mulai tahun 2022. (rien)

Baca Juga :   Heri: PGN Seperti Driver

»Follow Suarabanyuurip.com di
» Google News SUARA BANYUURIP
» dan Saluran WhatsApp Channel SuaraBanyuurip.com


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *