Kemarau Tidak Pengaruhi Petensi Melon di Lapangan Sumber

SuaraBanyuurip.com - Edy Purnomo

Tuban – Sejak dulu, kawasan dekat Lapangan Gas Sumber, yang ada di Desa Sumber, Kecamatan Merakurak, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, terkenal dengan tanah yang subur.

Selain itu, sesuai dengan namanya, Desa Sumber, mempunyai ketersediaan air yang cukup melimpah. Ketika musim kemarau seperti ini, nyaris tidak ada pengaruh yang berarti bagi petani mengairi tanaman.

Salah satu potensi besar yang ada di lahan pertanian desa ini adalah pertanian melon dan semangka. Melon-melon yang dihasilkan petani setempat, bahkan sampai dikirim ke kota-kota besar, termasuk Jakarta. Disamping andalan hasil pertanian yang lain berupa jagung dan padi.

“Apabila panen, melon-melon yang ada disini dijual sampai ke Jakarta,” kata Haji Affandi (55), salah satu petani melon yang ada di Desa Sumber kepada suarabanyuurip.com, Selasa (01/09/2015).

Affandi yang mempunyai tanah hanya 300 meter dari Lapangan Sumber ini mengatakan, musim kemarau sebenarnya lebih tepat untuk pertanian melon. Karena petani lebih mudah dalam pengaturan air dan penanggulangan penyakit tanaman.

“Kalau melon air harus pas, apabila terlalu banyak ataupun kurang air itu tidak baik. Tanaman akan langsung mendadak layu,” lanjut Affandi.

Affandi mengatakan masa tanam sampai panen melon rata-rata di desa mereka sekitar 70 hari. Rata-rata sepertiga hektar, dengan 2.700 pohon, mampu menghasilkan melon sekitar 16 sampai 17 ton.

Dia menjelaskan, produksi yang cukup melimpah kurang bisa diimbangi dengan penjualan yang mereka lakukan. Lantaran penjualan panen melon di desa ini banyak mengandalkan tengkulak.

“Contohnya kalau dikirim di Jakarta dijual sekitar 8 ribu perkilogram, di kita hanya dikasih harga 4 ribu saja perkilogram,” terang Affandi. (edp)

»Follow Suarabanyuurip.com di
» Saluran WhatsApp Channel SuaraBanyuurip.com


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *