SuaraBanyuurip.com -Â Ali Imron
Tuban – Sebanyak 32 Kepala Keluarga (KK) Desa Panggungsari, Kelurahan Gedongombo, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, hampir 3 tahun terakhir hidup berdampingan dengan tumpukan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Gunung Panggung.
Meskipun demikian ada berkah yang diterima masyarakat setempat, selama ini tidak pernah membeli gas Liquefied Petroleum Gas (LPG) untuk memasak.
“Warga disini mendapatkan berkah gas Metana (CH4),†kata seorang warga setempat, Arif (34), kepada Suarabanyuurip.com, ketika ditemui di sekitar TPA, Selasa (22/3/2016).
Gas Metana tergolong aman bagi lingkungan, berasal dari pengolahan sampah organik. Rata-rata warga bekerjasama dengan pihak pengelola TPA dalam mengolah gas tersebut.
“Gratis tanpa dipungut biaya apapun,†imbuhnya.
Terpisah, Kepala Koordinator Pencatat Vitasi Sampah TPA Gunung Panggung, Sarjono, membenarkan warga sekitar turut menikmati gas hasil olahan sampah organik.
Pemberian gratis tersebut sebagai bentuk ganti rugi atas bau yang dirasakan selama ini.
Sementara baru 32 KK yang menerima, tahun ini kita mengajukan kembali untuk dipasangi instalasi pipa ke rumah warga lainnya.
“Kita sudah ajukan melalui APBD untuk penambahan instalansi gas,†sambungnya.
Diketahui, TPA terbesar di Tuban ini memiliki luasan lahan 3,8 hektar. Perharinya minimal ada 170 meter kubik sampah dari lima kecamatanyang masuk meliputi, Kecamatan Tuban, Jenu, Merakurak, Semanding, dan Palang.
Selain itu, banyak perempuan setempat berkerja memilah sampah di TPA Gunung Panggung. Sampai kini ada 60 pekerja, lima diantaranya laki-laki sedangkan sisanya perempuan.(Aim)