SuaraBanyuurip.com -Â Ali Imron
Tuban– Pemerintah Desa (Pemdes) Rahayu, Kecamatan Soko, Kabupaten Tuban, Jawa Timur akhirnya menunda rencana aksi dari forum Rahayu Mabuk Akibat Dampak Pencemaran (Rabuk Ampera). Penundaan ini lantaran perwakilan operator Lapangan Mudi, Blok Tuban, Joint Operating Body Pertamina-PetroChina East Java (JOB P-PEJ) memberikan sinyal untuk mempercepat proses pencairan kompensasi sejak bulan Januari- Agustus 2016.
“Hari Selasa (20/9) kemarin ada 4 perwakilan JOB P-PEJ yang datang ke balai desa menggelar pertemuan kecil,” kata Kepala Desa (Kades) Rahayu, Sukisno, kepada suarabanyuurip.com, Rabu (21/9/2016).
Dalam pertemuan tersebut perwakilan operator Blok Tuban meminta informasi detail soal latar belakang kompensasi. Pengakuannya selama ini informasi tersebut tidak transparan di internal manajemen.
Informasi ini justru mengagetkan Pemdes Rahayu, tak menduga ternyata ada tumpang tindih antar pemangku kepentingan di tubuh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (K3S) Blok Tuban. Pihaknya sangat menyayangkan keadaan ini, sebab jelas merugikan masyarakat.
“Silahkan saja jajaran manajemen berdebat asalkan tidak memperlambat proses pencairan kompensasi,” imbuhnya.
Pasca berdiskusi panjang lebar soal kompensasi hingga awal gerakan warga Rahayu, pihak JOB P-PEJ membeberkan sebenarnya penghentian kompensasi belum ada keputusan final. Akan tetapi, ada oknum yang kurang fair menyampaikan risalah pertemuan di tingkat daerah ke Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) pusat.
“Hasil pertemuan kecil ini akan saya sampaikan ke internal manajemen, semoga ditugaskan langsung untuk meneruskan ke SKK Migas,” tambah Sukisno menirukan jawaban dari perwakilan JOB P-PEJ.
Atas komitmen tersebut, Pemdes Rahayu langsung mengontak seluruh orator dan Koordinator (Korlap) aksi Rabuk Ampera. Aksi akan digencarkan kembali tanggal 25 September 2016 mendatang, selaras dengan jawaban dari operator.
Dugaan tumpang tindih kepentingan di internal kembali kuat, pasca perwakilan security Pad B hari Senin (21/9) pukul 10:00 WIB tadi mendatangi perangkat desa untuk menanyakan hasil pertemuan kecil hari Selasa (20/9) kemarin. Ternyata kedatangan tersebut atas instruksi dari Field Admin Superintendent (FAS) JOB P-PEJ.
Hingga berita ini ditulis, Field Admin Superintendent (FAS) JOB P-PEJ, Akbar Pradima belum membalas pesan singkat yang dikirimkan suarabanyuurip.com pukul 09:49 WIB.
Diberitakan sebelumnya, Rabuk Ampera berencana mengerahkan massa 500 orang untuk demo di Tapak Sumur (Pad A, dan B) Lapangan Mudi. Aksi ini menuntut kejelasan pencairan dampak flare selama delapan bulan. (Aim)