Jika di Jakarta ada 212, Di Lamongan 1821

wabup lamongan

SuaraBanyuurip.comTotok Lamongan

Lamongan – Menyemai benih kerukunan bisa dimulai dari titik awal mana saja. Salah satunya dari lingkungan terkecil yaitu keluarga, atau melalui gerakan 1821.

Hal itu disampaikan Wakil Bupati Lamongan, Jawa Timur, Kartika Hidayati dalam talk show Kerukunan Umat Beraga dalam Perspektif Kehidupan Berbangsa dan Bernegara di Hall Grand Mahkota Lamongan, Rabu (7/12/2016).

 “Jika di Jakarta terdapat gerakan 411 dan 212, maka di Kabupaten Lamongan terdapat gerakan 1821,”  katanya. 

Gerakan 212 di Jakarta adalah merupakan demo damai yang dilakukan umat muslim atas dugaan penistaan agama yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahya Purnama (Ahok).

Sedangkan 1812 adalah sebuah gerakan membangun kerukunan yang dicanangkan oleh Bupati Lamongan, Fadeli. Dimana pada pukul18:00 WIB sampai jam 21:00 WIB orang tua dan anak mematikan televisi, handphone dan gadget lainnya untuk berkumpul bersama keluarga, belajar, berbicara dan bermain.

Kartika percaya melalui gerakan tersebut masyarakat Lamongan bisa menumbuhkan kerukunan beragama yang dimulai dari keluarga. Anak-anak dapat terhindar dari narkoba dan kenakalan remaja, serta menjadi lebih relijius dengan mengaji bersama keluarga.

“Dengan sendirinya kerukunan umat beragama akan tercipta,” ucapnya.

Terkait konsep Bhinneka Tunggal Ika, Kartika Hidayati menandaskan itu harus dikawal bersama. Karena di Indonesia tidak hanya ada satu warna, tapi banyak warna yang diikat dengan bendera merah putih dan semangat bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah harga mati.

“Jika pemikiran ini dianut bersama oleh seluruh masyarakat Indonesia, maka Insyaallah Indonesia akan aman, “ ujarnya.

Sementara Wakil Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Propinsi Jawa Timur Najib Hamid menampik acara itu digelar sebagai respon dari gerakan 411 dan 212 yang sebelumnya terjadi.

“Ini sudah dijadwalkan oleh FKUB dan Bakesbangpol Propinsi Jawa Timur sejak 3 bulan yang lalu. Jadi tidak ada kaitannya dengan gerakan 411 dan 212 yang terjadi sebelumnya,” tegasnya.

Dia menjelaskan, jika ada gesekan-gesekan di masyarakat, FKUB berperan sebagai menenangkan masyarakat dan memfasilitasinya. Namun jika kondisi aman, FKUB sepertinya tidak dibutuhkan.

“Kami datang ke Kabupaten Lamongan untuk bersilaturrahmi dan mendengar informasi apa saja yang terjadi di Kabupaten Lamongan terkait kerukunan umat beragama,” pungkasnya. (tok)

»Follow Suarabanyuurip.com di
» Google News SUARA BANYUURIP
» dan Saluran WhatsApp Channel SuaraBanyuurip.com


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *