SuaraBanyuurip.com -Â Ali Imron
Tuban – Pasca aksi mogok total pada hari Jumat (31/3) kemarin, siang ini puluhan pekerja Kerja Sama Operasional (KSO) Pertamina, PT Geo Cepu Indonesia (GCI), meluruk kantor SP 4 di Desa Banyuurip, Kecamatan Senori, Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Aksi lanjutan ini mengusung tuntutan sama sebelumnya, yakni menolak Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) 60 karyawan kendaraan Angkutan Ringan (Angkring).
“Saat ini buruh bersatu maunya pengelolaan sumur tua kembali ke Pertamina EP Asset 4,” ujar seorang pekerja GCI asal Desa Banyuurip, Jasmani, melalui pesan singkat yang diterima suarabanyuurip.com, Sabtu (1/4/2017).
Sesuai rencana pada jam istirahat, massa akan mengusir semua karyawan yang masih berada di kantor SP 4. Tak hanya itu, kemarahan warga juga berujung pada aksi mematikan semua pompa minyak.
Pria yang juga aktif di Bank Sampah Delima Banyuurip binaan Pertamina EP Asset 4 ini, menjelaskan, bahwa kemarahan warga lantaran tidak jelasnya kebijakan pimpinan GCI. Waktu mediasi bersama Polres Blora, Jawa Tengah telah disepakati tidak ada PHK.
“Sorenya pimpinan GCI justru mengiyakan adanya pemberhentian 60 pekerja, inilah yang memicu pekerja untuk aksi,” imbuhnya.
Sebelumnya, Eksternal Relation PT GCI, Yeni Hartati, telah menegaskan bahwa tidak ada kebijakan PHK. Yang ada hanya tidak dilanjutkannya kontrak 10 kendaraan angkring karena kontraknya habis tanggal 21 Maret 2017.
Perlu dipahami oleh pekerja yang tergabung Serikat Pekerja Pertamina Cepu (SPKP), bahwa sebenarnya hasil mediasi di gedung Aryaguna Polres Blora, Jawa Tengah belum tuntas. GCI bakal menindaklanjutinya bersama Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Disnaker) setempat.
Selama aksi di kantor GCI SP 4, massa mendapat pengawalan ketat dari aparat keamanan dari Polsek setempat. (Aim)