SuaraBanyuurip.com – Ali Imron
Tuban – Satu Calon Jemaah Haji (CJH) asal Desa Rayung, Kecamatan Senori, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, bernama Karsimin bin Lemu usia 61 tahun gagal berangkat ke Tanah Suci. Jemaah Kelompok Terbang (Kloter) 44 yang berencana berangkat bersama istrinya Wadjinah (56), ini meninggal dunia selang lima hari sebelum keberangkatan pada Selasa (31/7/2018).
“Ada yang wafat satu sehingga kami berangkatkan 1.009 CJH,” ujar Wakil Bupati Tuban, Noor Nahar Hussein, kepada suarabanyuurip.com, usai pemberangkatan di Pendopo Krida Manunggal Tuban.
Wabup dua periode ini, menjelaskan, ahun ini 1.009 jemaah terbagi dalam Kloter 42, 43, dan 44. Untuk Kloter 42 dan 43 masing-masing terdiri dari 445 jemaah asal Bumi Wali (sebutan lain Tuban). Sedangkan sisanya Kloter 44, merupakan gabungan dari Tuban, Bojonegoro, Pacitan, dan Surabaya.
Lebih dari itu, semua biaya pemberangkatan ditanggung oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Semua jemaah berangkat menggunakan 23 bus, dengan diawali tabuh bedug Bupati Tuban, Fathul Huda.
“Kami harapkan semua jemaah berangkat selamat dan pulang menjadi haji mabrur,” terang pria kelahiran Kecamatan Rengel ini.
Sementara, Kepala Seksi, Penyelenggara Haji dan Umroh kantor Kemenag Tuban, Umi Kulsum mengatakan, jemaah tersebut meninggal pada hari selasa 26 Juli 2018. Pihak Kemenag belum mendapatkan konfirmasi secara resmi dari pihak keluarga penyebab meninggalnya CJH tersebut.
“Penyebabnya kami belum bisa mengatakan, karena pihak keluarga juga belum menghubungi, nantinya takut kalau keluarganya tersinggung,†sergahnya.
Selama mengikuti pelaksanaan kagiatan manasik dan bimbingan haji, CJH tersebut masih nampak sehat dan tidak terlihat ada masalah kesehatan.
Yang perlu diketahui, CJH yang meninggal dapat digantikan oleh ahli waris dengan syarat melengkapi dokumen-dokumen yang di butuhkan untuk naik haji. Baru akan berangkat pada musim haji tahun berikutnya.(Aim)