SuaraBanyuurip.com – d suko nugroho
Bojonegoro – Akhir-akhir ini kondisi di beberapa trafic light dan tempat keramaian di Bojonegoro, Jawa Timur, banyak dijumpai segerombolan anak anak jalanan (Anjal). Mereka berpenampilan menyerupai anak punk.
Keberadaan anak jalanan berkelompok dengan kondisi sangat liar sehingga tak jarang mengganggu aktifitas masyarakat. Kegiatannya ada yang mengamen ataupun mengelap kaca mobil di persimpangan jalan sekadar untuk mendapatkan uang recehan.Â
Fenomena ini menjadi perhatian tersendiri bagi Wahyu Setiawan, Calon Legislatif (Caleg) DPR RI Partai Nasdem. Sekalipun terkadang keberadaan mereka meresahkan masyarakat, namun perlu diberdayakan.Â
Menurut Caleg Nomor Urut 4 dari daerah pemilihan (Dapil) IX meliputi Kabupaten Bojonegoro, dan Tuban itu, solusi yang biasanya dilakukan adalah penertiban secara rutin Satpol PP untuk kemudian dibina.
Prosedurnya, kata dia, adalah setelah anak jalanan ditangkap, kemudian bekerja sama dengan Dinas Sosial ditampung di rumah penampungan sosial. Setelah proses ini keluarga anak-anak jalanan atau orang tua dipanggil.
Setelah dibina melalui panti rehabilitasi sosial, bisa dimasukan ke pondok pesantren atau tempat lainnya agar mereka tidak kembali ke jalanan.
“Oleh karena itu dibutuhkan sinergi dan kerjasama mulai tingkat lingkungan, instansi terkait dari kepolisian, Babinsa, Babinkamtibmas, Pemerintah Daerah melalui Satpol PP dan Dinas Sosial,” jelas warga asli Desa/Kecamatan Purwosari, Kabupaten Bojonegoro itu.
Pemberdayaan juga perlu diberikan kepada anak jalanan. Diantaranya bisa berupa penyaluran bakat ataupun pemberian pelatihan keterampilan sebagai bekal dalam kehidupannya.
“Peran serta tokoh masyarakat, agama dan keluarga harus selalu dioptimalkan untuk mengawasi kondisi anak- anak dalam perkembangannya dan pergaulan dengan sesama, sehingga dapat menangkal bahaya pergaulan bebas di kalangan mereka,” pesan Wahyu yang juga sebagai relawan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PKMS).
Menanggapi persoalan anak jalanan ini, Kepala Bidang Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial, Dinsos Bojonegoro, Dwi Harningsih, menyatakan, telah memberikan sejumlah pelatihan diantaranya membuat PIN, sablon di gelas, membentuk ban dan memberikan bantuan peralatan.
“Harapannya mereka bisa produktif dan kreatif sehingga tidak kembali ke jalan,” sambungnya.(suko)