SuaraBanyuurip.com -Â Ahmad Sampurno
Blora – Bupati Blora, Jawa Tengah, Djoko Nugroho, menyampaikan jika pupuk kimia yang banyak digunakan dalam pemupukan tanaman menjadi salah satu penyebab tingginya angka stunting di wilayahnya.
Data di Dinas Kesehatan Blora, tahun 2017 angka stunting di Blora mencapai 7379 balita dari seuruh balita yang ditimbang posyandu. Sementara pada tahun 2018, angka tersebut turun menjadi 3914 pada bulan Agustus 2018.
“Saya kira ada hubungannya dengan penggunanan pupuk kimia yang digunakan,†kata Kokok, sapaan Bupati Blora saat panen perdana padi organik program CSR Pertamina EP Asset 4 Field Cepu di Des Bajo, Kecamtan Kedungtuban, Selasa (29/1/2019).
Selama ini Kecamatan Kedungtuban sebagai salah satu lumbung padi di wilayah Kabupaten Blora. Namun, justru angka stunting di Kedungtuban cukup tinggi.
“Padahal di wilayah lain yang sulit air angka stunting sangat rendah. Jadi saya berkesimpulan bahwa kimia yang menjadi penyebab stunting,†tandasnya.
Dirinya mengaku senang dengan digulirkannya program CSR Pertanian SRI Organik oleh Pertamina EP Asset 4 Fiel Cepu. Adanya simulasi yang dilakukan, membuat petani lebih mudah memahami dan menerapkannya.
“Dengan adanya program ini, petani menjadi sadar bahayanya dampak dari penggunaan obat kimia,” tuturnya.
Kokok berharap pertanian di Bajo tidak hanya menjadi demplot. Tetapi juga bisa menjadi tempat pendidikan bagi kelompok tani lain.
“Sebagai tempat belajar kelompok tani di wilayah Blora,†sarannya.
Kokok juga mengapresiasi kegiatan Kelompok Tani Bina Alam Sri yang difasilitasi Pertamina.
“Kami ucapkan terima kasih kepada Pertamina yang turut meningkatkan produkstivitas padai Blora. Sehingga Blora tetap menjadi lumbung pangan Jawa Tengah,†pungkasnya. (ams)