Di Tuban Ditolak, Rocky Gerung di Bojonegoro Disambut Meriah

Di Tuban Ditolak

SuaraBanyuurip.com – Ririn Wedia

Bojonegoro – Kedatangan Rocky Gerung di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, mendapat sambutan meriah masyarakat dan mahasiswa STIT Mummadiyah, Selasa (19/3/2019). Ahli filsafat kelahiran Manado, Sulawesi Utara 1959 itu, akan mengisi Stadium General  bertema “Membangun Nalar” di Aula At-Taqwa Jalan Teuku Umar. 

Rocky Gerung sehari sebelumnya batal menghadiri diskusi soal akal sehat di Ponpes Yanbaul Ulum, Kabupaten Tuban, Senin (18/3/2019). Pria yang pernah mengajar di Universitas Indonesia itu mendapat penolakan sejumlah organisasi masyarakat di Bumi Wali-sebutan lain Tuban.

Ormas Tuban yang menolak kedatangan Rocky Gerung di antaranya PAC Ansor Tuban, PMII, karang taruna, KNPI, Keluarga Besar Putra-Putri Polri (KBPP), Sarbumusi, Pemuda Pancasila hingga perwakilan masyarakat Tuban.

Namun di kedatangan Rocky Gerung disambut hangat di Bojonegoro. Ratusan mahasiswa STIT Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) dan masyarakat umum memadati Aula At Taqwa. Meraka ingin mendengarkan diskusi dan pemikiran pendiri Institut Satara tersebut.

Salah satu mahasiswi STIT Muhammadiyah, Puring (20), mengaku ingin mengikuti diskusi akademisi yang tengah kontroversi di nusantara karena pembahasan tentang politik sekarang ini.

“Kita di sini tetap semangat mendengarkan paparan pak Rocky,” ujar remaja berperawakan kurus ini. 

Menurutnya, apa yang dipaparkan oleh alumni Universitas Indonesia (UI) tahun 1986 ini sangat masuk diakal. Oleh karena itu dirinya mengaku heran alasan penolakan Rocky Gerung oleh beberapa orang dan ormas. 

“Semoga menjadi pembelajaran bersama ya, agar kita cerdas dan memahami situasi sekarang ini,” tandasnya.  

Sementara itu, Rocky Gerung menyayangkan penolakannya di Kabupaten Tuban. Padahal, kedatanganya tanpa pengawalan, pasukan, dan tanpa tim apapun.Oleh karena itu penolakan itu patut dipertanyakan.

“Saya heran, saya kok ditolak ya. Kenapa banyak yang khawatir pada kedatangan saya,” ujarnya saat memulai acara.  

Penolakan ini, menurut Rocky, sangat bertentangan dengan demokrasi. Seharusnya, di tahun politik semua diskusi politik bisa difasilitasi negara.

“Justru, saat memasuki tahun politik semua orang ingin tahu isu politik sekarang ini. Orang mau tahu karena justru tahun politik itu, politik seharusnya diperluas bukan dipersempit,” tegasnya.(rien)

»Follow Suarabanyuurip.com di
» Google News SUARA BANYUURIP
» dan Saluran WhatsApp Channel SuaraBanyuurip.com


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *