SMKN 5 Bojonegoro Kembangkan Biogas dengan EMCL

SMKN 5 Bojonegoro Kembangkan Biogas dengan EMCL

SuaraBanyuurip.com – Ririn Wedia

Bojonegoro – Pelajar SMK Negeri 5 Bojonegoro, Jawa Timur, belajar mengembangkan energi terbarukan berupa biogas. Para siswa jurusan teknik energi biomasa itu belajar bagaimana mengembangkan energi alteratif dalam program biogas ExxonMobil Cepu Limited (EMCL).

Para siswa ikut terlibat dalam pembuatan reaktor instalasi dan pemanfaatan sisa biogas (sluri). Sejak Januari 2019, para siswa tinggal bersama warga di Desa Gayam, Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro. 

“Baru kali ini para siswa belajar biogas secara langsung. Oleh karena itu magang di program kemasyarakatan EMCL ini sangat bermanfaat untuk kami,” ujar Cefi Azmil, Ketua Jurusan Teknik Biomasa SMKN 5 Bojonegoro.

Menurut Cefi, di Bojonegoro belum ada fasilitas untuk magang spesifik mengenai biogas. Selama ini para siswa belajar di lapangan dengan mitra–mitra yang menyelenggarakan kegiatan pengembangan energi alternatif lainnya selain biogas.

Pengalaman magang di program EMCL ini menjadi pertama kali bagi siswa jurusan teknik biomasa. Selama magang, siswa dibimbing oleh tenaga ahli biogas dari LSM Trukajaya yang merupakan mitra EMCL.

Mereka dibimbing dan diajarkan langsung di rumah-rumah warga yag mendapat bantuan biogas. Pengalaman langsung ini memberikan wawasan baru kepada siswa.

Hilmi, satu dari empat peserta yang mengikuti magang di biogas mengaku mendapat pengalaman baru. Bagi dia biogas adalah energi alternatif yang sangat mudah dikembangkan. Namun menurutnya, tidak semua orang mengetahui cara membuat instalasi dan merawatnya. 

Ia juga menceritakan jika dirinya dan teman-temannya di bimbing secara telaten oleh para tenaga ahli biogas. Interaksi selama magang, kata dia, sangat mengesankan dan bermanfaat dalam menambah wawasan tentang energi terbarukan. 

Lain halnya dengan Lia, siswa magang lainnya. Dia mengatakan, dengan praktik di lapangan selama tiga bulan ini, dirinya bisa menyimpulkan bahwa biogas lebih efisien daripada elpiji. Penggunaan biogas menurut Lia, cenderung lebih hemat dibanding elpiji tabung. 

“Dari pengamatan saya, selama tiga bulan ini keluarga yang menggunakan biogas bisa menghemat  keuangan keluarganya karena sekarang jarang membeli elpiji,” tuturnya.

Sementara itu Koordinator Program Pengembangan Masyarakat EMCL, Beta Wicaksono menyampaikan program magang ini merupakan bagian dari edukasi kepada masyarakat. Harapannya, selain program itu sendiri bermanfaat untuk masyarakat sekitar wilayah operasi EMCL, juga memberi inspirasi kepada masyarakat lain yang ada di luar. Sekaligus, ini menjadi sumbangsih positif bagi dunia pendidikan. 

“Program biogas ini sudah kita laksanakan di Bojonegoro dan Tuban. Saat ini kami sudah mengembangkan 221 reaktor biogas di lima desa di Kabupaten Bojonegoro dan Tuban,” pungkasnya.(rien)

»Follow Suarabanyuurip.com di
» Google News SUARA BANYUURIP
» dan Saluran WhatsApp Channel SuaraBanyuurip.com


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *