Industri Migas Bisa Picu Perkembangan Bandara Ngloram

Bandara ngloram

SuaraBanyuurip.com – Ahmad Sampurno

Blora – Keberadaan Industri Minyak dan Gas Bumi (migas) dinilai bisa memicu perkembangan Bandara Ngloram yang saat ini dalam tahap pembangunan reaktivasi. Sebab, dalam industri tersebut memiliki mobilitas cukup tinggi. 

Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Ngloram, Yoga komala, menyampaikan, dibanding dengan UPBU Dewandaru di Karimunjawa – Jepara, UPBU Ngloram di Cepu diprediksi mampu berkembang lebih cepat. Terlebih ada 5 kabupaten sebagai pendukung. Yaitu Blora, Bojonegoro, Rembang, Tuban,  dan Ngawi. 

“Tahu sendiri kan, disini juga ada industri migas,” kata dia, Kamis (28/11/2019). 

Sekarang ini, lanjut dia, ada lima pekerjaan fisik yang masih berjalan dan sebagian lain sudah selesai. Seperti pemagaran dan Pemenuhan Resa Threshold Runway 08 Bandara Ngloram sudah 100 persen. Lalu pekerjaan perbaikan landasan mencapai sekira 60 sampai 65 persen. Selanjutnya pekerjaan drainase yang masih berjalan. 

“Sesuai kontrak, semua masih on the track,” kata  dia. 

Dirinya merasa optimis, pekerjaan bisa selesai sesuai kontrak. Namun, faktor alam perlu diperhatikan karena bisa berakibat pada keterlambatan pekerjaan. 

“Musim penghujan ini agak khawatir,” ujarnya

Apakah akan ada adendum kontrak apabila ada keterlambatan pekerjaan? Sampai saat ini, dia estimasikan surplus 10 sampai 12 hari dari kontrak kerja. Namun pihaknya akan melihat dulu tingkat gangguannya. 

“Kalau sampai melebihi 12 hari, kami baru ambil tindakan. Tidak mungkin kan selama 12 hari hujan tanpa berhenti,” jelasnya. 

Dia menambahkan, dari sejumlah tempat yang disinggahi, ternyata di Cepu masyarakatnya paling kooperatif dan masyarakatnya mendukung.

“Desa sekitar sangat support. Kearifan lokal yang ada, kami akomodir. Sebagai bagian penggunaan tenaga non spesifikasi khusus,” kata dia.

Selain Industri Migas, Industri lain dinilai juga dapat pendukung perkembangan bandara Ngloram. Seperti Semen di Rembang dan Tuban, PLTU di Rembang dan Tuban, Industri Gula, Industri perkayuan atau kehutanan, serta pariwisata di daerah sekitar. Selain Migas, industri sekitar juga bisa menjadi akselerator perkembangan dan pertumbuhan Bandara Ngloram. 

“Kami harap pekerjaan bisa berjalan dengan lancar dan selesai tepat waktu. Sehingga akhir tahun ini sesuai target, bisa didarati pesawat,” ujar Kepala Dinas Perumahan Permukiman dan Perhubungan (Dinrumkimhub) Pratikno Nugroho dihubungi terpisah.(ams)

»Follow Suarabanyuurip.com di
» Google News SUARA BANYUURIP
» dan Saluran WhatsApp Channel SuaraBanyuurip.com


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *