SuaraBanyuurip.com – d suko nugroho
Bojongoro – Pengamanan menjadi bagian penting bagi Pertamina EP Cepu dan kontraktornya dalam melaksanakan proyek unitisasi Gas Jambaran – Tiung Biru (J-TB) yang berpusat di Desa Bandungrejo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Proyek strategis nasional tersebut melibatkan dua ratusan security dan TNI/Polri.
Asisten Manager (Asmen) Security Pertamina EP Cepu, Rahardy mengatakan ada dua sistem pengamanan yang diterapkan di proyek Gas JTB. Yakni fisik dan non fisik. Pengamanan fisik meliputi fasilitas dan bangunan infrastruktur baik di dalam maupun di luar area proyek.Â
“Sedangkan pengamanan non fisik adalah mengantisipasi gejolak sosial masyarakat seperti unjuk rasa,” ujar Rahardy di dampingi Site Manager PT Rekind Zainal Arifin, usai rapat koordinasi monitoring dan evaluasi pengamanan project gas JTB bersama aparat TNI/Polri dan media di Hotel Aston Bojonegoro, Kamis (19/12/2019).
Dijelaskan, bentuk pengamanan fisik yang dilakukan adalah melakukan patroli dengan melibatkan security dari internal Pertamina EP Cepu dan PT Rekayasa Industri (Rekind).Â
“Total security kami ada 95 orang, tapi di wilayah Bojonegoro 86 orang. Sedangkan dari projectnya ada 120 orang,” tuturnya.
Selain melibatkan security, pengamanan juga melibatkan TNI/Polri lima kecamatan yang menjadi cakupan proyek Gas JTB. Yakni Polsek dan Koramil Kecamatan Ngasem, Gayam, Purwosari, Tambakrejo, dan Kalitidu.
“Kita melakukan patroli bersama,†ucapnya.
Disinggung tentang tingkat kerawanan kriminalitas seperti pencurian, Rahardy menyampaikan minim, karena masyarakat sekitar mendukung proyek Gas JTB. Justru titik kerawanan adalah masalah gejolak sosial seperti perekrutan tenaga kerja. Sebab masyarakat menganggap porsi kebutuhan tenaga kerja yang diberikan masih kurang dan berbeda antar satu desa dengan desa lainnya.
Selain itu, masalah peluang usaha juga menjadi titik rawan dalam pelaksanaan proyek gas JTB. Sebab banyak vendor lokal sekitar yang ingin terlibat langsung dalam proyek.
“Perekrutan tenaga kerja dan pembagian kue inilah yang menjadi titik rawan dan akan kita kelola dengan baik agar tidak menghambat project,†tegasnya.
Kabag Ops Polres Bojonegoro, Kompol Teguh Santoso, menegaskan, dalam pengamanan proyek strategis nasional ini harus memperhatikan lokasi dan data wilayah. Selain itu patroli harus dilakukan secara terjadwal.
“Kita sudah perintahkan polsek di lima wilayah untuk membantu pengamanan,” tegasnya.(suko) Â
