SuaraBanyuurip.com – Ririn Wedia
Bojonegoro – Sebanyak 20 jurnalis dari Kabupaten Bojonegoro, Blitar, Ponorogo, Surabaya, dan Malang, mengikuti pelatihan Value Clarification dalam pemberitaan yang benar tentang isu kekerasan perempuan dan anak perempuan serta perkawinan anak.
Kegiatan untuk menambah wawasan ini dilaksanakan di Hotel Santika, Surabaya, selama tiga hari, yaitu Rabu (11/3) sampai Jumat (13/3/2020).
Ketua Yayasan Kesehatan Perempuan (YKP), Herna Lestari, mengatakan, lima Kabupaten tersebut merupakan daerah yang ditengarai masih memiliki banyak kasus kekerasan perempuan dan anak.
“Kami ingin mengajak media lokal berperan langsung dalam penurunan angka kekerasan pada perempuan, dan masalah kesetaraan gender yang masih lemah,” ungkap Herna, Rabu (11/3/2020).
Selain mengawal isue kekerasan terhadap perempuan, Herna juga menilai selama ini pemberitaan media terhadap perempuan sangat memprihatinkan. Tidak jarang, mereka mengekspos secara berlebihan terhadap korban perempuan. Seakan-akan, perempuan adalah makhluk lemah dibanding laki-laki.
“Contohnya saja, ada media yang membuat judul menggunakan kata “Janda Muda”. Kenapa tidak menggunakan kata “wanita dua puluh tahun itu” misalnya,” tandasnya.
Disini, seolah-olah kata “Janda” itu menjadi hal yang negatif. Sehingga, diharapkan dengan pelatihan ini menjadikan media yang memberitakan perempuan bisa mengetahui batasan-batasannya.
Salah satu peserta dari Blitar, Risma, mengakui jika selama ini pemberitaan yang ada tentang perempuan masih menggunakan judul-judul sensasional, dengan alasan lebih menjual.
“Senang sekali bisa ikut pelatihan ini, sehingga kita semua tahu dan memahami bagaimana menulis dan menyampaikan berita yang baik dan benar terhadap perempuan,” tukasnya.(rien)Â