SuaraBanyuurip.com – Teguh Budi Utomo
Jakarta – Pemerintah meluncurkan aplikasi dasa wisma 10 rumah aman. Program yang diinisiasi Kantor Staf Kepresidenan (KSP) ini didukung teknologi kecerdasan artifisial (artificial intelegence), dan pendekatan online to offline.
Aplikasi ini, menurut Kepala Staf Kepresidenan, Dr Moeldoko, aman dibuat berdasarkan sifat kekhasan masyarakat Indonesia yang bergotong-royong. Warga bersama-sama menjaga kesehatan rumah masing-masing sesuai langkah-langkah yang terdapat dalam aplikasi, dan bisa saling mengingatkan tetangga sekitar untuk menjaga kesehatan. Â
Demikian pers rilis dari Kantor Staf Kepresidenan yang diterima Suarabanyuurip.com, Rabu (1/4/2020).
Program yang didukung Kementrian Komunikasi dan Informasi tersebut, memungkinkan masyarakat dapat melakukan beberapa hal. Yakni; mengukur suhu tubuhnya sendiri, memeriksakan kesehatan secara mandiri, memantau daerah atau masyarakat yang memiliki potensi penyebaran Covid-19 melalui pemantauan suhu tubuh agar dapat menghindar dari daerah tersebut.
Selain juga menghadirkan dashboard, untuk pemerintah memantau kondisi daerah yang memiliki potensi penyebaran virus Corona.
Program tersebut mendapat respon positif masyarakat. Saat ini sudah terbentuk 10 komunitas di berbagai wilayah, dan akan segera diperluas sebagai embrio untuk tingkat kecamatan.
“Kita menguji coba kegiatan berbasis program Dasa Wisma dengan membangun partisipasi publik melawan Corona,†kata Moeldoko di Bina Graha, Rabu (1/4/2020).
Diyakini partisipasi publik akan sangat membantu pemerintah mengatasi penyebaran Covid-19. Dalam program ini, publik membentuk komunitas berbasis daring secara aktif dan mandiri. Masyarakat yang terlibat, nanti akan mendapat supervisi dari relawan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan BPBD, hingga Puskesmas terdekat.
Memanfaatkan Whatsapps Group (WAG), setiap kelompok terisi 30-40 kepala keluarga atau rumah. Program ini langsung mendapat respon masyarakat di Legok, Tangerang, Banten. Mereka membentuk mata rantai komunitas berbasis teknologi.
“Kami langsung bergerak begitu tahu ada program 10 Rumah Aman. Sebab, kami tahu bila program ini sangat bagus untuk memutus sebaran Covid-19. Sekarang lingkungan RT bisa terhubung kembali satu sama lain dengan arah yang jelas,†kata Ketua RT.3/RW.9 Perum Legok Permai-Blok Flamboyan, Legok, Tangerang, Banten, Agus Heri Nugroho.
Fungsi program pun berkembang. Dampak negatif Covid-19 secara ekonomi ikut diperhatikan. Secara gotong royong, mereka ikut mengumpulkan donasi logistik. Beragam bantuan ini akan disalurkan pada pihak yang membutuhkan di wilayah RT masing-masing. Pengumpulan dan pembagian donasinya dilakukan secara aman. Caranya, donasi logistik diletakan di depan rumah.
“Selain sosial, di situ ada aspek kemanusiaannya. Para warga yang kesulitan secara ekonomi karena Covid-19 akan dibantu secara gotong royong. Hal ini juga sudah mulai berjalan. Sembako dikumpulkan lalu diberikan kepada yang memerlukan,†ujar Ketua RT.10/RW.03, Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan, Yana, secara terpisah.
Melalui WAG, struktur kelompok ini juga terbentuk rapi. Selain ada ketuanya, kelompok ini menunjuk Petugas Dasa Wisma atau Karang Taruna. Mereka memastikan anggotanya di rumah saja dan rutin memonitor suhu tubuh setiap warganya.
Informasi tersebut lalu dilaporkan kepada Ketua Kelompok melalui WAG. Dilakukan secara marathon, informasi itu lalu diteruskan kepada Ketua RT.
Warga secara mandiri terus mengantisipasi gejala paparan Covid-19. Sebut saja, kenaikan suhu badan di atas 37,5 derajat celcius. Tanda lain munculnya radang tenggorokan, batuk, sesak nafas dengan durasi 2 hari atau lebih.
Sedangkan, Muryanto, Ketua RT.4/RW.9, Perum Legok Permai Blok Flamboyan, Legok, Kabupaten Tangerang, Banten mengatakan, masyarakat pro aktif terhadap himbauan pemerintah. Pada hakikatnya masyarakat selalu pro aktif terhadap beragam program pemerintah.
“Himbauan dari pemerintah selalu diikuti, termasuk 10 Rumah Aman ini. Secara rutin kami mengecek suhu tubuh dan mengenali potensi munculnya tanda-tanda Covid-19,†kata Muryanto.
Untuk melindungi Petugas Ukur Suhu, beberapa perlengkapan perlindungan disiapkan. Mereka lalu mengenakan Masker dan Sarung Tangan. Selalu bersih, mereka selalu mencuci tangan atau disinfektan baik sebelum atau sesudah bertugas. Setiap informasi yang masuk selalu dicatat.
“Sosialisasi program langsung diteruskan kepada warga sejak awal. Potensi sebaran Covid-19 sejauh ini tetap terkendali dan dampak ekonominya bisa diatasi. Pengecekan suhu tubuh warga terus dilakukan. Sembako yang mulai terkumpul langsung didistribusikan. Seluruh warga sangat pro aktif,†jelas Ketua RT.05/RW.01, Watukumpul, Pemalang, Jawa Tengah, Sudiarso.
Moeldoko pun optimistis, mata rantai sebaran Covid-19 akan cepat terputus dan lenyap di Indonesia. Satu sisi publik tetap mendapatkan jaminan kesejahteraan secara ekonomi secara gotong-royong. Apalagi, respon cepat dan penanganan terukur selalu diberikan pemerintah.
“Kami apresiasi atas kepedulian masyarakat memerangi Covid-19 di Indonesia. Semua elemen harus bersinergi. Dengan soliditas gotong royong seperti ini, kami yakin beragam problem Covid-19 akan cepat selesai sesuai skenario. Impact tekanan yang ditimbulkannya secara ekonomi juga bisa diatasi secara tuntas,†pungkas Moeldoko.(tbu)