SuaraBanyuurip.com - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. R Soeprapto Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, memastikan belum ada pasien reaktif rapid test maupun positif Covid-19 di wilayahnya yang meninggal dunia murni akibat virus corona. Mereka meninggal karena penyakit penyerta.
“Meninggalnya karena penyakit komorbidnya atau penyakit penyerta, bisa karena stroke, hipertensi, kencing manis atau penyakit lainnya,” ujar Direktur RSUD dr. R Soeprapto Cepu, dr Fatkhur Rokhim,  dalam konferensi pers di media center posko Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Blora, Senin (8/6/2020).
Di Kabupaten Blora, hingga Senin kemarin, terdapat 30 kasus positif virus corona. Rinciannya, 22 orang dirawat, 5 sembuh, dan 3 meninggal.
“Jadi, semua yang meninggal karena faktor komorbid yang sudah ada sejak sedia kala. Termasuk di rumah sakit Cepu pasien yang meninggal karena Covid-19 tidak ada. Semoga tidak ada,†tegasnya.  Dijelaskannya, sampai kemarin tidak ada penambahan pasien kasus rawat inap di ruang isolasi Covid-19 di RSUD dr. R Soeprapto Cepu,.
Menurut dr. Fatkhur, tiga hari yang lalu di ruang isolasi Covid-19 merawat tiga orang pasien. Dua pasien menunjukkan hasil rapid test reaktif masing-masing dengan penyakit penyerta, yang satu kencing manis dan satunya lagi stroke.
Sedangkan seorang pasien lagi, adalah pasien lama yang kembali dirawat, dimana swab test RT-PCR positif. Pasien itu karena terjadi gangguan fisik di rumah.
“Namun, satu orang di antara pasien itu, yaitu penderita stroke, karena usia lanjut, kemarin pagi meninggal dunia pada pukul 07.00 WIB,†ungkapnya.
Dirinya berharap kedua pasien yang masih dirawat di ruang isolasi Flamboyan bisa sehat seperti sedia kala. Sedangkan kepada semua warga tetap dianjurkan menaati protokol kesehatan secara disiplin.
“Karena faktor itulah yang mampu memutus mata rantai penyebaran Covid-19,†tandasnya.
Baik itu menyangkut physical distancing, jaga jarak dengan teman ketika interaksi, pakai masker dan selalu cuci tangan sesering mungkin dengan sabun pada air yang mengalir.Â
“Kami juga mengurangi jam kunjung pasien dan melakukan screening kunjungan baik itu pasien dan karyawan,” pungkasnya dilansir dari situs resmi pemkab blora.(red)