SuaraBanyuurip.com – d suko nugroho
Bojonegoro – Pengembangan migas Pad C Sukowati, Blok Tuban, di Dusun Karang, Desa Banjarsari, Kecamatan Trucuk, menjadi andalan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro, Jawa Timur, untuk mencapai target investasi tahun 2020.Â
Kepala Dinas Penaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTS) Bojonegoro, Yusnita Liasari menjelaskan target investasi Bojonegoro berdasarkan rencana pembangunan jangka menengah (RPJMD) tahun 2020 ada kenaikan 43,5 persen yakni sebesar Rp8 triliun lebih, dari awalnya Rp3,8 triliun. Realisasi sampai semester pertama mencapai Rp6 triliun lebih atau 71%.
“Kalau pengembangan migas Pad C Sukowati berjalan target investasi kita tahun ini bisa tercapai 100%,” ujar Yusnita usai saat rapat dengar pendapat dengan Komisi A DPRD Bojonegoro, Kamis (13/8/2020).
Namun pengembangan Pad C Sukowati oleh Pertamina EP Asset 4 Sukowati belum bisa terlaksana karena terkendala beberapa persoalan. Diantaranya pihak operator belun menentukan titik lokasi yang akan dijadikan tapak sumur, dan sekitar bantaran Sungai Bengawan Solo yang akan menjadi lokasi pengeboran masuk dalam wilayah pengendalian ketat yang membutuhkan izin pemanfaatan ruang (IPR) dari Pemerintah Provinsi Jatim.
Selain itu terkandala Peraturan Daerah Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) karena lokasi yang menjadi rencana pengembangan merupakan lahan pertanian produktif. Luas lahan yang akan dibebaskan sekitar 5 hektar.
“Kalau semua perizinannya kelar akan menjadi nilai investasi yang masuk ke Bojonegoro dan target investasi kita bisa terpenuhi,” tegasnya.Â
Menurut Yusnita Investasi terbesar di Bojonegoro selama ini berasal dari kegiatan perizinan industri migas. Diantaranya proyek pipanisasi jaringan gas Gresik – Semarang (Gresem) dan proyek gas Jambaran Tiung Biru.Â
“Kalau nilainya berapa saya tidak hafal pasti. Tapi dua itu yang paling besar,” tegasnya.Â
Sekarang ini, tambah Yusnita, pihaknya sedang berupaya memaksimalkan investasi di bidang peternakan dan peternakan. Untuk peternakan adalah peternakan unggas terpadu di Kecamatan Kalitidu dan Trucuk. Dua kecamatan tersebut telah ditetapkan sebagai kawasan peternakan uanggas sesuai RTRW baru.Â
“Ini sudah kita tawarkan kepada investor Singapura. Rencananya mereka mau ke Bojonegoro untuk melihat lokasinya,” ungkapnya.
Sedangkan investasi bidang pertanian yang sedang ditawarkan adalah tanaman porang. Tanaman ini sekarang ini sangat dibutuhkan pasar.
“Harapannya investasi yang masuk tidak hanya mengandalkan dari sektor migas,’ pungkasnya.Â
Anggota Komisi A Zulma Dwi Satrio Putra meminta agar DPMPTS Bojonegoro bisa menangkap potensi lainnya seperti wisata untuk meningkatkan investasi sehingga dapat mendongkrak pendapatan asli daerah (PAD).Â
“Itu harus dimaksimalkan,” tegas politisi Partai Amanat Nasional (PAN) itu.(suko)