SuaraBanyuurip.com – Joko Kuncoro
Bojonegoro – Pada 2017 lalu Abdul Mukharom mulai mengembangkan satu sistem pertanian yang disebut mina padi atau bentuk usaha tani gabungan. Di lahan pertanian miliknya, selain ada genangan air sawah untuk budidaya ikan, juga dimanfaatkan untuk menanam berbagai jenis sayuran.
Mbah Doel, begitu ia disapa, menuturkan mina padi merupakan usaha tani gabungan, seperti bagian tengah ditanami padi, dan sisi lain sebagai kolam untuk budidaya ikan. Dengan sistem begitu, ia mampu memaksimalkan hasil pertanian.
“Ya, seperti satu lahan menjadi sarana untuk budidaya dua komoditas pertanian sekaligus,” katanya, Minggu (15/11/2020).
Sesuai pengalamannya, mina padi sangat menghasilkan. Karena, selain hama berkurang juga tidak menghabiskan pupuk terlalu banyak. Seperti mina padi miliknya, yang diberi bibit ikan. Kotoran ikan sangat bermanfaat bagi tanaman padi.
“Juga dapat mengurangi hama wereng dan penggunaan pupuk kimia,” ungkap Mbah Doel.
Ia awalnya membuat mina padi karena prihatin melihat pasar-pasar di Bojonegoro pasokan sayuran lebih didominasi dari luar kabupaten seperti Kabupaten Nganjuk, Kediri, dan Magetan. Itu pun jika dipresentasekan sekitar 80 persen pasokan sayuran dari luar Bojonegoro.
“Rata-rata sayuran dari luar Bojonegoro, setiap harinya pasokan berbagai jenis sayuran datang dari luar hingga mencapai 50 armada perang harinya,” kata Mbah Doel.
Karena itu, untuk mengurangi pengiriman dari luar kota ia membuat mina padi. Menanam sayur-sayuran di pekarangan rumah dan memanfaatkan lahan di sawah.
Lelaki asal Desa Kedungdowo, Kecamatan Balen, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, itu telah mengembangkan bentuk usaha tani gabungan sejak lama dan terbilang berhasil. Sistem mina padi hingga kini dapat menyerap 200 tenaga kerja untuk pemasaran baik pengembangan sayur-mayur miliknya.
“Saya memiliki kelompok tani perempuan, untuk mengolah sayur mayur seperti menanam, mengembangkan, menanen hingga memasarkan,” katanya kepada SuaraBanyuurip.com.
Sayur-sayuran itu selain dapat meningkatkan perekonomian juga membantu kebutuhan dalam keseharian. Karena, setiap hari masa panen terus berlangsung. Seperti sayur bawang godong, kembang kol, kangkong, dan lumbu itu sangat bernilai ekonomi. Juga, lanjut dia, hasil menanam berbagai jenis sayuran hingga kini dapat menyumbang pasar mencapai 25 persen.
“Harus mengurangi pasokan sayuran pasar luar kota. Sebenarnya saya mempunyai lahan 9 hektare khusus sayuran di Desa Ngampel. Kalau suyuran hasil panen milik saya distribusikan di Pasar Tradisional dan Pasar Sumberrejo,†katanya. (jk)