SuaraBanyuurip.com – d suko nugroho
Tuban – Konflik antara Rusia dan Ukraina tidak mempengaruhi kerja sama Indonesia dan Rusia dalam pembangunan Kilang Grass Root Refinery (GRR) Tuban di Jawa Timur. Mega proyek di Bumi Wali – sebutan lain Kabupaten Tuban- itu tetap berjalan sesuai rencana dan ditargetkan onstream (beroperasi) pada pertengahan 2027.
“Kita belum melihat pengaruh ini terhadap proyek Rosneft di Tuban,” ungkap Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Tutuka Ariadji dalam keterangan tertulisnya.
Kilang Tuban merupakan proyek kerja sama antara PT Pertamina (Persero) dengan perusahaan Rusia, Rosneft. Kilang ini dibangun dengan kapasitas pengolahan sebesar 300 ribu barel per hari yang akan menghasilkan 30 juta liter BBM per hari untuk jenis gasoline dan diesel. Selain itu, akan dihasilkan pula 4 juta liter avtur per hari serta produksi petrokimia sebesar 4,25 juta ton per tahun.
Tutuka menilai komitmen Rosneft terhadap proyek Kilang Tuban cukup baik. Diakuinya, tahapan untuk pembangunan kilang tersebut terbilang panjang. Saat ini masih dalam tahap studi dan pembebasan lahan, sesuai dengan target yang ditetapkan.
“Progresnya saya rasa cukup baik, sesuai dengan target dan ini dilihat baik oleh Rusia bahwa kita mengerjakan ini dengan kerja sama yang baik,” tegas mantan Kepala PPSDM Migas itu.
Proyek Kilang Tuban merupakan proyek yang sangat strategis karena pembangunan kilang minyak akan terintegrasi dengan petrokimia. Pembangunan kilang bertujuan mewujudkan ketahanan energi nasional, memenuhi kebutuhan dalam negeri serta mengurangi impor.
Dalam rangka mendukung terlaksananya Proyek Kilang Tuban, Pemerintah memberikan penugasan kepada PT Pertamina (Persero) melalui Kepmen ESDM Nomor 807 Tahun 2016 tentang Penugasan kepada PT Pertamina (Persero) dalam Pembangunan dan Pengoperasian Kilang Minyak di Tuban, Jawa Timur. Selain itu Pemerintah juga telah memberikan alokasi gas domestik dan fasilitasi untuk memberi kemudahan perizinan.
Mega proyek Kilang Tuban menelan investasi US$ 16 miliar. Proyek ini akan menyerap 20.000 pekerja saat konstruksi berlangsung, dan 2.500 pekerja ketika beroperasi.
Kilang Tuban berpusat di Kecamatan Jenu. Dibangun di atas lahan seluas sekitar 834,8 ha. Terdiri 377 ha lahan milik warga, 328 ha milik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), dan lahan perhutani 105 ha, jalan desa 3,4 ha dan relokasi perhutani 20 ha.
Lahan warga yang sudah dibebaskan rnciannya Desa Wadung sebanyak 566 bidang, Desa Sumurgeneng 562 bidang, dan Kaliuntu 7 bidang. Â
Sebelumnya, Direktur Utama Refinery & Petrochemical Subholding PT Kilang Pertamina Internasional, Djoko Priyono menyampaikan Kilang Tuban bisa beroperasi (onstrem) di pertengahan 2027 atau mundur enam bulan dari target awal akibat pandemi Covid-19.
Pekerjaan yang sedang dilakukan adalah Front End Engineering Design (FEED), setelah basic engineering desain (BED) telah rampung dikerjakan. Per 30 April 2021 lalu, FEED mencapai 0,6% dan ditarget selesai pada Januari 2022 kemarin.(suko)