Cerita Boy Eko Yoga Atlet Pencak Silat Asal Bojonegoro, Berlatih Keras Sejak Usia SMP

Eko Yoga

SuaraBanyuurip.com – Joko Kuncoro

Bojonegoro – Kerja keras Boy Eko Yoga Kurniawan dalam berlatih pencak silat berbuah manis. Mengikuti olahraga pencak silat sejak sekolah menengah pertama (SMP), kini Boy meraih prestasi di berbagai kejuaraan tingkat provinsi hingga nasional. Salah satunya ajang Kejurnas Pencak Silat NU Cup Kediri Se-nusantara belum lama ini.

Boy, sapaan akrabnya, merupakan mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Sunan Giri (Unugiri) Bojonegoro, Jawa Timur. Boy berhasil membawa pulang medali emas tanding Kelas A Dewasa. Dalam meraih juara, Boy mengalami banyak tantangan bahkan kesulitan saat berlatih pencak silat.

“Terutama fisik harus kuat. Meski saya memiliki varises, tapi itu tidak menjadi halangan untuk terus berlatih. Saya coba untuk mengurangi rasa sakit pada kaki dengan merendam dengan air es dan hangat,” kata mahasiswa berusia 22 tahun itu.

Selain itu, teknik pencak silat yang Boy pelajari saat pertama menekuni pencak silat berbeda. Yakni awalnya ia mengikuti pencak dor atau silat bebas, sehingga ia sedikit mengalami kesulitan. Karena harus mempelajari dan menyesuaikan pencak silat prestasi dengan berbagai aturan pertandingan.

Sebab, keinginannya mengikuti pencak silat bermula untuk mendapatkan piala atau bisa berprestasi. Dan akhirnya pada 2012 lalu, saat Boy menginjak SMP ia mengikuti Pencak Silat Pagar Nusa. Kemudian setelah menjadi anggota ia mencari pelatih yang bisa mengarahkan untuk berprestasi.

“Waktu itu sangat susah. Sehingga, saya menekuni pencak silat di desa yaitu Pencak Dor. Itu saya jalani untuk meluapkan hobi, kebanggaan, dan pengabdian untuk Pagar Nusa,” katanya kepada suarabanyuurip.com.

Saat menginjak sekolah menengah kejuruan (SMK) kelas 11 akhir Boy akhirnya bertemu pelatih pencak silat yang mengarahkannya untuk berprestasi. Setelah menjalani beberapa latihan, ia bertekad taat dan patuh pada pelatih. Sebab usaha dan do’a pasti akan membuahkan hasil.

“Dan saya pertama mengikuti kejuaraan pada 2017 lalu di Kota Batu Malang. Yakni kejuaraan pencak silat Pagar Nusa SSC Open 1. Dan saya menjadi atlet pada 2018 lalu,” kata mahasiswa asal Desa Bakulan, Kecamatan Temayang, Kabupaten Bojonegoro itu.

Setelah menjalani beberapa pertandingan dalam kejuaraan, Boy pertama memperoleh kejuaraan dalam ajang Kejuaraan SSC Open 1 2018 se-Jatim yakni juara 1. Kemudian, disusul juara 1 Kapolres Cup 2018 Bangkalan se-Jatim, juara 1 Malang Championship Open 1 se-Jatim 2018, juara 1 Bu Cup 3 se-Jawa Bali 2018 dan 2019, juara 1 Nganjuk Open 1 se-Jatim 2019, juara 1 Panda Open Unisda 2020, juara 1 Kejurkab IPSI 2019, juara 1 Pra Porprov Jatim 2019, dan juara 1 Pomda Jatim 2019.

“Kemudian juara 3 Fesitval pencak silat Nasional UIN Malang 2021 dan Piala Bupati Tuban 2019. Terbaru dalam ajang Kejurnas Pencak Silat NU Cup Kediri Se-nusantara, saya berhasil meraih medali emas,” katanya.

Boy mengatakan, perjuangan atlet pencak silat prestasi dari desa sangat berat dan harus kuat bertahan untuk mendapatkan prestasi. Karena itu, kedepan akan berlanjut hingga menjadi pelatih terutama mewujudkan atlet berprestasi dari desa.

“Tentu saya sangat bahagia dan bangga pada orang tua, guru dan Pagar Nusa. Saya bisa mendapatkan prestasi dari silat. Harapan saya jadi atlet, saya bisa kuliah dari atlet dan terus bisa prestasi,” katanya.(jk)

»Follow Suarabanyuurip.com di
» Saluran WhatsApp Channel SuaraBanyuurip.com


Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *