Suarabanyuurip.com – Joko Kuncoro
Jakarta – Kementerian ESDM terus mendorong percepatan pembangunan pembangkit ramah lingkungan berbasis energi baru dan terbarukan (EBT) untuk meningkatkan pasokan kelistrikan nasional. Hal ini ditegaskan Menteri ESDM Arifin Tasrif pada acara B20 Summit Dialogue on Advancing Innovative, Inclusive and Colaborative Growth di Nusa Dua Bali.
“Pemerintah akan membangun pembangkit listrik berbasis EBT dengan total kapasitas mencapai 22 GW yang diperkirakan akan menghabiskan biaya cukup besar,” kata Menteri ESDM Arifin Tasrif.
Dia mengatakan, meski biayanya cukup mahal, pembangunan pembangkit listrik berbasis EBT, adalah salah satu cara untuk mengakselerasi dalam proses transisi energi dan mengejar target Net Zero Emission pada tahun 2060. Karena pembangkit EBT sudah tentu merupakan pembangkit tanpa emisi karbon.
“Pembangunan pembangkit EBT dalam 10 tahun mendatang, akan memakan biaya sebesar USD 50 miliar,” katanya sebagaimana dikutip dari laman ESDM.
Arifin menjelaskan, pemerintah harus memberikan kemudahan kepada investor untuk menanamkan modalnya di sektor pembangkit EBT. Yakni dengan cara membuat kebijakan dan regulasi yang memudahkan serta mampu membuat investor tertarik untuk berinvestasi.
“Jadi ini merupakan kesempatan yang sangat bagus kepada komunitas bisnis untuk datang dan berkolaborasi dalam membangun energi yang lebih hijau,” kata Arifin.(jk)