Oleh : Restu Dwi Ariyanto
DALAM beberapa bulan ini pemerintah menggaungkan tentang sumber daya manusia yang unggul di Indonesia. Dalam pidato yang disampaikan Presiden Jokowi setelah resmi dilantik sebagai Presiden periode 2019 – 2024, bertempat di Gedung MPR DPR RI pada Minggu (20/10), dijelaskan bahwa pembangunan SDM akan menjadi prioritas utama. Membangun SDM yang terampil, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, mengundang talent-talent global untuk bekerja sama dengan pemerintah. Kerja sama dengan industri juga penting dioptimalkan serta penggunaan teknologi yang mempermudah jangkauan ke seluruh pelosok negeri. Untuk mendorong upaya ini Jokowi menegaskan bahwa fokus dunia pendidikan pada saat ini adalah untuk memberikan penguasaan keterampilan kerja bagi generasi sekarang yaitu generasi muda yang penuh talenta. Hal ini juga didasarkan pada bonus demografi di Indonesia akan menjadi modal besar dalam menunjukkan eksistensi persaingan global.
Langkah aplikatif yang dilakukan secara massif adalah menjadikan pendidikan menjadi pusat pelatihan vokasi khususnya di sekolah menengah kejuruan. Dengan harapan bahwa pembangunan infratruktur negara akan baik jika calon-calon SDM unggul terbentuk lebih dini lewat seting Pendidikan. Lewat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan kebijakan ini direspon secara positif yaitu dengan meluncurkan SMK Pusat Keunggulan. Nadiem Makarim mengungkapkan bahwa, “SMK Pusat Keunggulan merupakan terobosan komprehensif yang ditujukan untuk menjawab tantangan dalam rangka pembenahan kondisi SMK saat ini, agar semakin sejalan dengan kebutuhan dunia kerja”.
Upaya mewujudkan keselarasan antara SMK dengan dunia kerja dapat ditempuh melalui pemenuhan delapan aspek link and match. Kebijakan mentri Pendidikan yang pertama adalah penyusunan kurikulum bermuatan aspek softskills, hardskills, dan karakter kebekerjaan sesuai kebutuhan dunia kerja. Kedua, system pembelajaran diarahkan pada project nyata dari dunia kerja (project-based learning) untuk memastikan hardskills, softskills, dan karakter yang kuat. Ketiga, peningkatan jumlah dan peran guru/instruktur dari industri maupun pakar dari dunia kerja.
Salah satu upaya untuk meningkatkan softskills siswa yaitu dengan menggunakan Creative Decision making dalam pembejalaran di siswa SMK. Creative Decision making dapat digunakan untuk mengasah kemampuan kognitif siswa untuk memunculan alternatif, ide dan peluang-peluang yang kreatif yang dibutuhkan dalam dunia kerja di masa depan. Dengan teknik ini siswa diharapkan akan mampu memunculkan ide-ide inovatif terhadap masalah-masalah yang sedang terjadi secara nasional maupun global. Creative Decision making bersumber dari sebuah dilema atau kasus yang terjadi pada kehidupan sehari-hari. Ketika siswa dihadapakan pada sebuah dilema, maka ia akan berupaya mencari solusi untuk keluar dari masalah tersebut. Bukti nyata bahwa siswa bisa keluar dari dilema adalah dengan memutuskan sebuah pilihan. Apakah pilihan itu berdampak baik atau buruk bagi diri siswa? Tergantung pada kerja kognitif siswa dalam menalarkan sebuah dilema. Semakin baik penalarannya terhadap sebuah masalah, maka semakin kecil melakukan sebuah kesalahan dan begitu juga sebaliknya.
Langkah-langkah dalam melakukan Creative Decision making ada enam. Pertama melakukan klasisfikasi dan menentukan masalah. Kedua, meneteapkan tujuan dan kriteria masalah yang sedang dihadapi. Ketiga, menghasilkan alternatif solusi yang kreatif dan inovatif. Keempat, melakukan proses analisis alternatif dan memilih alternatif yang layak. Kelima, melakukan perencanaan dan penerapan solusi yang telah ditetapkan. Keenam melakukan control terhadap keputusan yang telah ditetapkan. Keeanam Langkah ini akan membantu siswa untuk meningatkan kemampuan berfikir kreatif terhadap probrematika yang terjadi dikehidupannya. Tentu hal ini akan menjadi peluang besar bagi SDM unggul Indonesia untuk menciptkan daya inovasi-kreatif siswa di masa depan.
Untuk mendkung akselarasi inovasi dengan bantuan Creative Decision making tentu memerlukan kolaborasi dalam semua pihak. Guru mata pelajaran dan guru bimbingan dan konseling harus selalu bersinergi positif dalam memberikan stimulus kepada siswa agar mampu melatih daya nalar kreatif. Lebih jauh lagi guru bimbingan dan konseling dapat membuat program konseling yang intensif untuk memfasulitasi daya nalar kreatif siswa. Artinya bahwa kecakapan berfikir keratif dapat dilatih lewat kegiatan konseling yang sistematis dan menyenagkan. Dengan ini maka impian menciptakan SDM unggul Indonesia yang inovatif dan kreatif di masa depan akan tercipta dengan baik dalam seting pendidikan.
Penulis adalah Mahasiswa S3 Bimbingan dan Konseling Universitas Negeri Malang
Dosen Bimbingan dan Konseling Universitas Nusantara PGRI Kediri