Suarabanyuurip.com – Arifin Jauhari
Bojonegoro – Seringnya menderita kerugian bertanam padi membuat petani sekitar ladang minyak dan gas bumi (Migas) Banyu Urip, Blok Cepu, yang berpusat di Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, kini memilih beralih usaha kebun jambu kristal. Muhammad Syaiful Huda, warga Desa Ringintunggal, Kecamatan Gayam ini misalnya.
Pilihan petani muda desa ring satu Blok Cepu ini belakangan terbukti tepat. Karena mampu menghasilkan keuntungan jauh lebih banyak daripada bertanam padi.
Muhammad Syaiful Huda mengaku, beralih usaha tanam jambu kristal sejak tahun 2017. Banyak faktor yang menyebabkannya tidak lagi tanam padi. Diantaranya meningkatnya biaya produksi bertanam padi yang tidak diimbangi harga jual yang bagus ketika panen yang berakibat selalu merugi.
“Dari pengalaman bertani padi tiap tahun malah makin merugi, akhirnya setelah bermusyawarah bersama orang tua kami diputuskanlah menanam jambu kristal,” kata pria yang karib disapa Huda kepada SuaraBanyuurip.com, Sabtu (03/06/2023).
Syaiful Huda (kanan) sedang menemani pengunjung Muhammad Ali sambil menikmati buah jambu kristal.
© 2023 suarabanyuurip.com/Arifin Jauhari
Huda memanfaatkan kebun milik keluarga seluas 2.500 meter persegi atau sekira seperempat hektar untuk ditanami 300 batang pohon jambu kristal. Dia katakan tak butuh banyak modal untuk persiapan budidaya jambu ini. Itupun hanya sekali di awal tanam untuk bibit. Pupuknya pun hanya perlu pakai pupuk kandang yang 100 persen organik.
“Jadi petani jambu kristal tidak khawatir dengan langkanya pupuk di pasaran. Karena bisa memanfaatkan kotoran hewan untuk kompos yang sangat baik untuk tanaman jambu kristal,” ujar pria yang mengaku hampir menjadi mahasiswa abadi ini.
Sebagai perbandingan keuntungan dengan ketika masih menanam padi, lanjut Huda, harga gabah tiap musim panen rata-rata di bawah Rp5.000 per kilogram. Sementara harga jambu kristal bisa mencapai minimal Rp10.000 sampai dengan Rp13.000 per kilogram.
“Keuntungan lain budidaya jambu kristal ialah pohonnya berbuah sepanjang tahun. Lagi pula tak butuh waktu lama untuk panen. Sekitar 1-2 tahun setelah tanam sudah berbuah. Sehabis dipanen, pohon jambu kristal sudah mulai berbunga lagi. Kami memanen setiap 3 bulan sekali dapat sekira 1 ton. Setara dengan Rp10 jutaan tergantung harga pasar saat itu,” bebernya.
Untuk urusan pemasaran, pemuda yang aktif dalam kegiatan karang taruna tingkat Kecamatan Gayam ini mengaku sangat mudah. Karena buah yang rasanya segar, renyah, dan manis ini banyak dicari orang. Sehingga para pedagang dan pengunjung sudah datang dengan sendirinya. Meskipun lokasinya kebun miliknya berjarak kurang lebih 25 kilometer dari pusat Kota Bojonegoro.
“Alhamdulillah, hasilnya sekarang bisa dirasakan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari keluarga,” ucapnya.(fin)