Pastikan Keberhasilan Tani Organik, FM PEP Sukowati Field Terjun ke Sawah

FM Pertamina EP Sukowati Field, Zona 11 Regional 4 Sub Holding Upstream Pertamina, Totok Parafianto, saat menanam bibit padi dengan teknik maju bersama petani Desa Rahayu, Kecamatan Soko, Kabupaten Tuban.

Suarabanyuurip.com – Arifin Jauhari

Tuban – Guna memastikan keberhasilan pertanian organik dalam Program Pertanian Sehat Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan (PSRLB), Field Manager (FM) Pertamina Eksplorasi dan Produksi (PEP) Sukowati Field, Zona 11 Regional 4 Sub Holding Upstream Pertamina, Totok Parafianto rela terjun langsung ke sawah, Selasa (13/06/2023).

Orang nomor satu di lapangan eksplorasi minyak dan gas bumi (migas) Blok Tuban ini terlibat secara langsung tanpa merasa rikuh bersama para petani Desa Rahayu, Kecamatan Soko, Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Tanpa alas kaki, dia tak terkesan segan nyemplung sawah turut serta menanam benih padi dengan teknik tanam maju.

“Hari ini kami melakukan penamanan perdana padi organik yang dilaksanakan oleh tim petani Desa Rahayu,” katanya kepada SuaraBanyuurip.com, Selasa (13/06/2023).

Pria ramah yang akrab disapa Totok ini berharap program PSRLB yang digagas PEP Sukowati Field bisa sebagai pilot project untuk pengembangan padi organik di seluruh wilayah Kecamatan Soko. Bahkan diharapkan pula menjadi pioner di Kabupaten Tuban.

Bertolak dari hal itu, lanjut Totok, pada akhrinya mampu menambah produksi padi dan memperbaiki perekonomian di Desa Rahayu, Kecamatan Soko, khususnya dalam meningkatkan pendapatan para petani.

Sekaligus, hal itu dia katakan menjadi salah satu bentuk kepedulian pihaknya terhadap lingkungan area kerja perusahaan. Sehingga ada kerja sama yang baik untuk pengembangan wilayah.

Tanam padi organik  © 2023 suarabanyuurip.com

FM Pertamina EP Sukowati Field, Zona 11 Regional 4 Sub Holding Upstream Pertamina, Totok Parafianto, bersama petani Desa Rahayu melakukan penamanan perdana padi organik.
© 2023 suarabanyuurip.com/Arifin Jauhari

“Jadi tidak hanya kami mengambil hasil bumi saja, tetapi juga memberikan kontribusi untuk penambahan dan peningkatan produksi padi di sekitar wilayah operasi,” ungkap Totok.

Sementara itu, anggota tim pembina program PSRLB, Sartim mengatakan, para petani Desa Rahayu sedang belajar praktek cara tanam padi sistem SRI (Sistem of Rice Intensification). Sistem ini membutuhkan lebih sedikit sumber daya dan sangat ramah lingkungan. Karena seluruhnya menggunakan bahan organik.

“Sistem ini bibitnya muda, umur 5-7 hari. Tanam tunggal, tanam dangkal, tegak lurus, jaraknya lebar. Cara tanamnya maju, tidak terlalu dalam, sedikit diseret agar anakannya nanti banyak,” beber Sartim.

Untuk praktek langsung bertanam padi varietas mentik susu ini, tersedia demplot titik pertama seluas 0,25 hektar. Diperkirakan usai tanam benih bakal bisa dipanen dalam waktu 115 hari kedepan.

“Totalnya nanti ada tiga titik, seluas sekira 0,70 hektar,” ujarnya.

Di tempat yang sama, Petugas Penyuluh Pertanian (PPL) Desa Rahayu, Nina Rahayu, yang turut memperhatikan proses tanam padi organik, mengaku sangat gembira atas adanya program pertanian organik yang diinisiasi oleh Pertamina EP Sukowati Field. Sebab program SRI sebetulnya program lama. Tetapi belum mendapat penerimaan yang baik dari masyarakat.

“Banyak manfaatnya program ini. Misalnya lebih irit benih. Selain itu ya tentu biaya berkurang sedangkan produksinya meningkat kan bisa menaikkan kesejahteraan para petani,” ucapnya.(fin)

»Follow Suarabanyuurip.com di
» Google News SUARA BANYUURIP
» dan Saluran WhatsApp Channel SuaraBanyuurip.com


Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *