Diseminasi Jejak Emisi Karbon di Tiga Sekolah Sekitar Ladang Gas JTB

ANTUSIAS : Puluhan siswa siswi dari tiga SMP Negeri dan terkait antusias mengikuti kegiatan diseminasi jejak emisi karbon di sekitar ladang Gas JTB.

SuaraBanyuurip.com – Sami’an Sasongko

Bojonegoro – Asosiasi Untuk Demokrasi dan Kesejahteraan Sosial (Ademos) bersama PT Pertamina EP Cepu (PEPC) Zona 12 melaksanakan pemaparan perhitungan jejak emisi karbon melalui diseminasi jejak emisi karbon bersama tiga sekolah.

Ketiga sekolah itu adalah Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Ngambon, SMPN 2 Purwosari dan SMPN 1 Ngasem. Pelaksanaan Program kegiatan desiminasi ini melibatkan Dinas Lingkungan Hidup (DLH), SKK Migas, PEPC, kepala sekolah, guru, siswa dan Ademos sebagai mitra pelaksana program.

Diseminasi jejak emisi karbon ini bertujuan untuk memaparkan Penghitungan Jejak Emisi Karbon yang telah dihitung dari indikator transportasi, konsumsi listrik dan konsumsi makanan. Dalam kegiatan ini juga dihitung jumlah dan jenis pohon, serta jenis sampah maupun ketersediaan tempat sampah di sekolah.

“Pertamina EP Cepu memang berkomitmen untuk dapat terlibat dan berkontrubusi dalam hal lingkungan, khususnya dalam pengurangan emisi karbon, dimana pengurangan emisi karbon ini juga merupakan program yang sudah di inisiasi pemerintah, harapan dari program ini yaitu siswa SMP mampu memahami terkait perhitungan, meminimalisir hal atau dampak terkait emisi karbon, serta yang paling penting mampu menularkan ilmu atau kebiasaan baik kepada rekan lain dan keluarga,” ujar PEPC – Senior Officer Comm.Rel & CID Zona 12, Agung Yunito Yahya, dalam surat elektronik yang diterima SuaraBanyuurip.com, Selasa (08/08/2023).

Baca Juga :   Perpes Pengembangan EBT untuk Percepat Transisi Energi

Sementara Analis Senior Pokja Pengembangan Masyarakat- SKK Migas, Rudy Hartono, mendukung penuh program pengurangan jejak emisi karbon yang melibatkan Ademos dan sekolah yang berpartisipasi dalam hal ini.

“Beberapa waktu lalu SKK Migas juga telah menjalankan program terkait emisi karbon, yaitu penanaman 2 juta pohon di tahun 2023, untuk pengembangan masyarakat dan 800 ribu pohon di tahun 2023,” ungkapnya.

Mewakili DLH, Nur Rahmawati, menyampaikan terima kasih pada seluruh peserta yang terlibat dalam program pengurangan jejak emisi karbon. DI mana program ini merupakan program lanjutan sehingga sampai pada tahap penanaman pohon.

“Program ini juga bagian dari target pengurangan emisi, dimana pada tahun 2030 Indonesia memiliki target pengurangan emisi karbon 31-43%,” katanya.

Dalam kesempatan yang sama, mewakili Ademos, A Shodiqurrosyad menyampaikan, bahwa fenomena alam yang semakin hari suhu udara semakin naik hal ini merupakan salah satu dampak dari emisi karbon.

“Dalam kegiatan kali ini hal kecil yang kita mulai adalah dengan mengganti minuman kemasan botol plastik dengan minuman dalam gelas kaca. Dimana seminim mungkin kita mengurangi plastik bagian dari meminimalisir emisi karbon,” pungkas.

Baca Juga :   Program Kandang Ayam Petelur Sukoharjo Diserahterimakan

Ademos menjadi mitra pelaksana program pengurangan jejak emisi karbon yang diinisiasi oleh PEPC Zona 12 sejak setahun yang lalu. Dalam kegiatan ini turut hadir juga perwakilan mahasiswa University of Toronto Kanada dan Universitas Brawijaya Malang.(sam)

»Follow Suarabanyuurip.com di
» Google News SUARA BANYUURIP
» dan Saluran WhatsApp Channel SuaraBanyuurip.com


Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *