Diduga Tidak Ada Ambulan dan Tim Medis, Hanafi : Perlu Bentuk Tim Pencari Fakta

Tragedi Piala Soeratin.
Tegar saat dibawa keluar lapangan usai tersambar petir saat membela klubnya, IM di ajang Piala Soeratin di Stadion Letjen Soedirman.

SuaraBanyuurip.com – Arifin Jauhari

Bojonegoro – Ayah almarhum Tegar Dwi Prasetya, Chandra Prasetya menduga tidak ada ambulan dan tim medis dalam kompetisi olahraga sepakbola Piala Soeratin U-13 di Stadion Letjen H. Soedirman, di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, di mana putranya ini tersambar petir hingga meninggal.

“Informasinya ambulan nggak ada, bahkan keterangan dari teman-teman, tim medis juga tidak ada,” kata Chandra Prasetya, ayahanda almarhum Tegar, korban sambaran petir di lapangan sepak bola.

Dia menjelaskan, sesaat setelah terkena sambaran petir, putra ke dua Chandra Prasetya ini diantar ke Rumah Sakit Ibnu Sina dengan menggunakan mobil pribadi milik komunitas Indonesia Muda (IM).

Setelah sekitar satu malam menginap di RS Ibnu Shina, baru kemudian pukul 09.00 WIB dirujuk ke RSUD Sosodoro Djatikoesomo Bojonegoro. Siswa kelas VII-C SMPN 5 Bojonegoro ini sempat mendapat perawatan selama tiga hari sebelum akhirnya dinyatakan meninggal pada Hari Minggu (05/11/2023) sekitar pukul 21.00 WIB.

Ayahanda almarhum Tegar Dwi Prasetya, Chandra Prasetya.

Ditemui usai pemakaman putranya, Candhra mengaku, belum ada satupun pengurus Askab PSSI Bojonegoro yang menemuinya. Meski begitu pihak panitia pelaksana (panpel) diakuinya mengawal anaknya saat pertama kali menuju ke rumah sakit.

“Kalau dari Askab PSSI belum ada yang datang ke saya,” ujarnya kepada SuaraBanyuurip.com, Senin (06/11/2023).

Sementara Panpel Pertandingan Piala Soeratin U-13 Bojonegoro, Asiar Gatut Amansari menyatakan, saat korban Tegar terkena sambaran petir, kala itu tim medis belum datang.

“Pertandingan berikutnya dihentikan,” beber Gatut, sapaan akrabnya.

Dugaan ketiadaan ambulan dan tim medis dalam gelaran pertandingan sepakbola antara IM dengan SSB Satria Mandiri Jumat (03/11/2023) lalu ini juga mencuri perhatian pemerhati olahraga di Bojonegoro. Muhammad Hanafi salah satunya.

Untuk itu, kata dia, perlu ada tim pencari fakta untuk mengungkap dugaan adanya kelalaian panitia dalam menggelar event kompetisi sepakbola tersebut oleh federasi terkait, dalam hal ini Askab PSSI atau jika tidak dilakukan, maka Asprov PSSI harus turun tangan membentuk tim pencari fakta untuk menangani ini agar faktanya jelas.

“Apakah ada unsur kelalaian apa tidak, sehingga kesimpulannya bisa dijadikan acuan pihak kepolisian untuk melakukan penyelidikan selain adanya laporan dari pihak keluarga korban,” ujar mantan Pengurus Askab PSSI Bojonegoro Bidang Hukum.

Panpel Pertandingan Piala Soeratin U-13 Bojonegoro, Asiar Gatut Amansari.

Penyelidikan itu dimaksudkan untuk mendalami kemungkinan memenuhi pasal kelalaian yang mengakibatkan kematian, di mana terdapat dalam Pasal 359 KUHP yang berbunyi “Barang siapa karena kesalahannya (kealpaannya) menyebabkan orang lain mati, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau pidana kurungan paling lama satu tahun.”

“Dan yang terpenting, jika sudah mengetahui hasil investigasi dari tim pencari fakta adalah agar kejadian seperti ini tidak terulang kembali,” tandas Hanafi.

Sementara itu, saat Suarabanyuurip.com bermaksud konfirmasi mengenai ada tidaknya penangkal petir dan berfungsi atau tidaknya peralatan itu di Stadion Letjen H. Soedirman, kepada Kepala Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Kadinpora) Amir Syahid.

Tetapi setelah datang langsung ke Kantor Dinpora, salah satu staf bernama Bulan Geomitasari menyampaikan bahwa Amir Syahid sedang memulai rapat, dan kemungkinan selesainya cukup lama.

“Mohon maaf, kata Ibu sekretaris dinas, beliau tidak berani berkomentar jika belum mendapat izin dari Pak Kadin,” tutur Bulan ketika awak media ini meminta bertemu Sekretaris Dinpora.(fin)

»Follow Suarabanyuurip.com di
» Google News SUARA BANYUURIP
» dan Saluran WhatsApp Channel SuaraBanyuurip.com


Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *