SuaraBanyuurip.com – Program studi (Prodi) Manajemen Ritel Universitas Bojonegoro (Unigoro) menggelar kuliah praktisi dengan menghadirkan Budi Utomo, selaku Direktur Utama (Dirut) PT. Bahana Multi Teknik (BMT). Budi menyampaikan tentang manajemen rantai pasok industri migas dalam menjalankan usahanya.
Kuliah praktisi yang diselenggarakan di Modern Class Fakultas Ekonomi Unigoro, pada Jumat (12/1/2024) lalu, mengusung tema Manajemen Persediaan dalam Efektivitas Biaya dan Antisipasi Kegagalan.
Di hadapan para mahasiswa, Budi menjelaskan aktivitas perusahaannya yang bergerak di industri hulu dan hilir migas. PT. BMT memiliki divisi usaha di antaranya bidang logistik dan transportasi, handling sistem distribusi minyak, serta produksi petrochemical (petrokimia). Dalam menjalankan roda bisnisnya, Budi menerapkan supply chain management (manajemen rantai pasok) untuk menjembatani antar divisi usaha.
“Untuk efisiensi pengiriman minyak, kita harus punya analisis supply chain. Dalam membangun usaha di sektor migas, kuncinya adalah distribusi efektif. Kalau tidak, dampaknya adalah harga minyak makin tinggi,” jelasnya.
Menurut Budi, efisiensi di perusahaan niaga bahan bakar minyak (BBM) bisa timbul karena sistem pengelolaan yang baik. Hal ini harus didukung dengan fasilitas transportasi dan memiliki storage (penyimpanan, Red) tersendiri untuk mengendalikan stok BBM di masyarakat. Dia mengungkapkan, pola distribusi BBM yang tidak baik bisa menyebabkan kenaikan harga.
“Harga BBM naik karena tingkat distribusinya rendah. Efisiensi bisa ditingkatkan dengan supply chain management yang baik,” ungkapnya.
Budi melanjutkan, kelangkaan BBM yang terjadi di Indonesia tidak bisa dihindari. Sebab Indonesia ini bukan negara penghasil minyak tertinggi di dunia.
“Di Indonesia lebih banyak demand (permintaan, Red) dibanding supply (pasokan, Red). Kebutuhan BBM dalam negeri per hari bisa mencapai dua juta barel, tapi baru dipenuhi 750 ribu barel. Selain itu, penampungan besar hanya ada di beberapa titik,” imbuhnya.
Mahasiswa prodi hukum tampak antusias dengan topik kuliah praktisi kali ini. Mereka memanfaatkan momen tersebut untuk berdiskusi tentang seluk-beluk industri hulu dan hilir migas di Bojonegoro.(red)