SuaraBanyuurip.com — Arifin Jauhari
Bojonegoro — Salah satu seniman yang terkenal ajeg menyelenggarakan kegiatan seni dan budaya di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Fauzi Zamzam telah berpulang pada Selasa (16/04/2024) kemarin dan dikebumikan, Rabu (17/04/2024).
Sebelum wafat, almarhum dikenal masih menjabat sebagai Ketua Lembaga Seniman Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) Nadhlatul Ulama (NU) Kabupaten Bojonegoro. Kepergiannya meninggalkan duka mendalam sekaligus menyisakan kenangan bagi handai taulan semasa hidup.
“Jik-saya menyebutnya begitu, nama lengkapnya M. Fauzi, pangsiun (pensiun, red.) Kominfo, panglima grup musik religi Zamzam Bojonegoro, alumnus IAIN Sunan Kalijogo, Semarang,” kata Arieyoko MP, memaparkan sosok almarhum Fauzi Zamzam kepada Suarabanyuurip.com, Rabu (17/04/2024).
Menurut mantan wartawan Republika ini, ia mengenal almarhum sebagai pribadi yang lebih suka diam, tak hendak berdebat. Sebaliknya lebih banyak bekerja, berkarya bersama rokok kreteknya.
“Tak henti (berkarya) layaknya kupi (seperti minum kopi, red. sehari-hari),” ujar pria yang kini aktif menjadi editor buku-buku sastra Jawa.
Sebagai kreator seni musik, Arieyoko mengingat Fauzi telah mencipta beberapa lagu reliji dengan iringan gamelan. Bahkan ada satu hal yang paling berkesan. Yaitu kala penghujung tahu 2016 almarhum mengajaknya menemui Ketua PC NU Bojonegoro.
Maksud pertemuan itu untuk gelar acara Sastra Pelataran. Ide itu dinilai Arieyoko sebagai gagasan nakal yang kreatif agar Kantor PC NU tak sekedar hening, beku. Garapan acara itu berlanjut setahun lebih.
“Gayeng dan sumilak (Bahasa Jawa, bersinar, red.), lalu hening di tahun ke dua,” ungkapnya.
Namun, layaknya seorang penggagas yang tak gampang lerem, Fauzi Zamzam memulai lagi dengan Muziek Parking di halaman RKPD Jalan AKBP Suroko Bojonegoro. Berlanjut acara Ngaji Budaya di rumahnya, Kauman.
Satu lagi yang tak lekang dalam ingatan Arieyoko, Fauzi amat ringan tangan pada komunitas-komunitas seni di Bojonegoro. Hingga sampai pada Selasa malam, 16 April 2024 seniman dan budayawan Lesbumi NU ini dinyatakan meninggal dunia di RSUD setelah sesiang dirawat.
“Sugeng tindak sowan Gusti Jik, pinaringan kaswarganjati, aamiin yaa ribbal alaamiin. Jagad kesenian Jonegoro mencatat jejak sejarahmu itu,” ucapnya dengan mata berkaca-kaca.
Selain Arieyoko, Agus Sighro Budiono pun memiliki kesan mendalam atas pribadi Fauzi Zamzam semasa hidup. Dituturkan bahwa acara yang digelar Lesbumi NU acap kali dibiayai dari kantong pribadi almarhum, bukti semangat utuh bulat dalam bekerja dan berkarya.
Budayawan sekaligus tenaga pendidik ini menambahkan, bagi yang sudah mengenal sejatinya Fauzi Zamzam mungkin apa yang dilakukannya itu dianggap biasa saja, sebab sejak kuliah di Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang hingga menjadi GTT di MAN 1 Bojonegoro, sampai menjadi PNS, Fauzi memang sangat total dalam berkesenian, utamanya teater dan musik.
“Semoga semua ibadah kesenian yang dilakukan mampu menjadi pelengkap dalam menjalankan ibadah kepada Allah SWT dan tercatat sebagai amal Sholeh sebagai bekal perjalanan menuju jannatullah. Selamat Jalan sahabat. Kami bersaksi engkau orang baik dan insyaallah akan mendapat tempat terbaik,” tandas Agus Sighro.(fin)