Saldo Nol Rupiah Tantangan Calon Bupati Dalam Kebijakan Anggaran

Abdul wahid.
H. Abdul Wahid Azar.

Oleh : ABDUL WAHID AZAR

Di tengah gemerlapnya matahari terbenam di Bojonegoro, terdapat sebuah harapan yang bersinar terang bagi setiap langkah kaki yang melintasi desa-desa kecil, jalan berbatu yang membentang, dan ladang-ladang hijau yang menghampar sejauh mata memandang. Harapan itu tak lain adalah visi sebuah masa depan yang cerah, di mana setiap anak muda Bojonegoro dapat melangkah tanpa rasa takut akan pengangguran yang mengintai, dan setiap ibu hamil dapat melangkah dengan keyakinan bahwa bayinya akan lahir dalam kondisi sehat dan kuat.

Di bawah cahaya rembulan yang memantulkan keindahan alam Bojonegoro, sebuah cita-cita mulia merekah dalam benak setiap warga, sebuah impian akan hari esok yang lebih baik, di mana kemiskinan hanya tinggal kenangan dalam buku statistik yang ketinggalan zaman. Sebuah harapan akan masa depan yang tercermin dalam saldo SiLPA yang berkilauan, kemeriahan itu terpancar dari wajah setiap warga, menunjukkan bahwa mereka adalah bagian dari sebuah perjalanan besar menuju kesejahteraan yang hakiki.

Dengan saldo SiLPA yang mencapai angka nol, Bojonegoro bukan hanya sekadar nama dalam peta, Kekayaan alam bukan hanya sebuah mitos, melainkan tempat di mana mimpi-mimpi masyarakat menjadi kenyataan. Pengangguran bukan lagi momok yang menakutkan, tetapi peluang-peluang baru yang membentang luas seperti lautan. Setiap pemuda Bojonegoro melangkah dengan percaya diri, mengejar impian mereka tanpa rasa ragu, karena mereka tahu bahwa di tanah ini, peluang selalu terbuka lebar.

Kemiskinan bukan lagi beban yang menghimpit, tetapi hanyalah cerita masa lalu yang diceritakan oleh para leluhur. Dengan setiap dana yang digunakan dengan bijaksana, masyarakat Bojonegoro mengangkat diri dari belenggu kemiskinan, menuju kebebasan yang hakiki. Mereka mengisi hari-hari mereka dengan senyum kebahagiaan, menikmati hasil jerih payah mereka sendiri, dan berbagi kebahagiaan bersama seluruh komunitas.

Masyarakat Bojonegoro tidak lagi mengalami ketakutan dan kecemasan, tetapi dipenuhi dengan kegembiraan dan harapan. Bayi-bayi yang dilahirkan dari rahim mereka bukan hanya sekadar anugerah, melainkan simbol dari masa depan yang cerah dan sejahtera yang telah mereka perjuangkan.

Mereka melupakan bisingnya seru mesin pengeboran minyak dan industri hilirasasi, karena kompensasi rekayasa alam dinikmati oleh rakyat Bojonegoro. Sementara anak sekolah ceria dan semangat bersekolah karena sekolah adalah tempat sejuk dan nyaman, ideal untuk belajar tidak ada lagi penatnya siang hari akibat suhu panas karena hangusnya lapisan ozon oleh panas bumi.

Sementara itu keluhan petani tentang pupuk subsidi dan obat obat penunjang pertanian lainya tak lagi terdengar, petani Bojonegoro dengan SILPA 0 rupiah, menjadi petani tangguh dengan sinar tatapan masa depan penuh optimisme, jangankan persoalan pupuk, subsidi bibit, bantuan ternak dan perikanan, melimpah di Bojonegoro, trillyunan rupiah dianggarkan untuk petani petani tangguh.

Pengangguran yang menjadi momok para pemuda Bojonegoro saat ini, teratasi dengan banyaknya pilihan dan peluang pasca lulus SMA-SMK, tersedia beasiswa bagi mereka yang tak mampu yang diterima di perguruan tinggi negeri seluruh Indonesia. Tidak ada lagi cerita sedih lulus SMA/SMK melanjutkan kuliah tak memiliki biaya. Sementara itu bagi yang ingin membangun UKMK menjadi pengusaha tersedia permodalan dengan bunga ringan dan pelatihan-2 tanpa biaya, solusi lain juga diberikan kepada pemuda yang ingin bekerja keluar negeri tersedia loan pinjaman biaya pelatihan dan keberangkatan ke luar negeri, tentu dengan cara pembayaran yang fleksible dan bunga 0 %, setelah gaji mereka diterima.

Dengan setiap hembusan angin yang mengelus wajah Bojonegoro, cerita keberhasilan saldo SiLPA nol terus bergema, membangkitkan semangat, dan menggugah hati setiap orang. Itulah masa depan yang kita cita-citakan, sebuah masa depan yang membawa kebahagiaan, kemakmuran, dan kesejahteraan bagi setiap warga Bojonegoro.

MEMAKNAI SALDO NOL RUPIAH

SiLPA (Sisa Lebih Penggunaan Anggaran) pada dasarnya adalah saldo akhir dari anggaran pemerintah di akhir tahun anggaran. Ini dapat bernilai nol atau bahkan negatif jika terjadi defisit anggaran. Defisit anggaran terjadi ketika total belanja pemerintah melebihi total pendapatannya. Dalam hal ini, pemerintah perlu mencari sumber pembiayaan tambahan untuk menutupi defisit tersebut, misalnya dengan mengeluarkan utang atau menggunakan cadangan kas yang dimiliki. Sebaliknya, jika terdapat surplus anggaran (pendapatan melebihi belanja), SiLPA akan positif, menunjukkan kelebihan dana yang tersisa setelah semua kewajiban telah dipenuhi.

Sebagai ilustrasi Bayangkan Anda adalah seorang ibu rumah tangga yang membuat anggaran bulanan untuk kebutuhan keluarga Anda. Setiap bulan, Anda merencanakan pengeluaran untuk kebutuhan pokok seperti makanan, pakaian, transportasi, dan tagihan-tagihan rutin lainnya. Namun, pada akhir bulan, Anda menyadari bahwa Anda memiliki uang yang tidak terpakai dari anggaran bulanan Anda. Ini adalah contoh SiLPA dalam kehidupan sehari-hari Anda.

Misalnya, Anda merencanakan untuk menghabiskan Rp 1.000.000 setiap bulan untuk belanja kebutuhan pokok, tetapi pada kenyataannya, Anda hanya menghabiskan Rp 800.000. Sisanya, yaitu Rp 200.000, adalah SiLPA Anda untuk bulan itu. Anda mungkin tidak menggunakan uang itu karena mungkin Anda menemukan barang-barang diskon yang lebih murah dari yang Anda perkirakan, atau mungkin ada beberapa kebutuhan yang tidak terpenuhi. Ironisnya ketika uang ada sisa, gizi anak anda kurang, susu tidak terbeli dan kesehatan anak anda kurang terkontrol, karena tidak dibelanjakan untuk dokter dan obat-obatan.

Dalam konteks pemerintahan, SiLPA juga bisa menjadi indikasi bahwa alokasi dana tidak digunakan sepenuhnya atau tidak digunakan dengan efisien. Misalnya, proyek-proyek pembangunan mungkin terhambat karena berbagai alasan seperti perizinan yang tertunda, masalah teknis, atau kurangnya kesediaan untuk melanjutkan proyek. Sehingga, pada akhir periode anggaran, dana yang dialokasikan untuk proyek-proyek tersebut tidak terpakai sepenuhnya, dan itu menjadi SiLPA.

Untuk mengambarkan kinerja pemerintah daerah Bojonegoro dalam penyerapan APBD selama 5 tahun terakhir tersaji sebuah tabel angka SILPA sebagai berikut :

Silpa APBD Bojonegoro.
Sumber : Screenshot Dari Portal Resmi Pemkab Bojonegoro.

Tingginya Saldo Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) di Kabupaten Bojonegoro selama beberapa tahun terakhir merupakan cerminan dari tantangan yang dihadapi oleh pemerintah dalam mengelola anggaran dan menanggulangi berbagai masalah sosial yang terus menggelayuti masyarakat. Data yang mencatat lonjakan SiLPA dari tahun 2020 menjadi sorotan yang tidak bisa diabaikan.

Di balik angka-angka yang terus meningkat ini, terbaca gambaran yang mengkhawatirkan dari keadaan sosial di Kabupaten Bojonegoro. Kemiskinan yang tetap tinggi, angka pengangguran yang terus meroket, dan masalah stunting yang belum terselesaikan menjadi tantangan yang menganga di hadapan pemerintah. Terlebih lagi, tingginya angka perceraiann yang semakin memprihatinkan menjadi bukti bahwa masalah sosial semakin merayap dan meresahkan masyarakat.

Namun, di tengah riak gelombang SiLPA yang menghantui, ada panggilan yang amat mendesak bagi pemerintah Bojonegoro untuk bertindak dengan tegas. Bukan sekadar sebagai angka di atas kertas, tetapi sebagai cerminan dari dana publik yang belum tersalurkan dengan optimal untuk kepentingan masyarakat. Inilah saatnya bagi pemerintah untuk berani mengambil langkah-langkah nyata dan menuntaskan masalah sosial yang merongrong kehidupan rakyat.

SALDO 0 RUPIAH JADI ISU KAMPANYE CABUP !

Menjadi seorang calon bupati adalah sebuah tanggung jawab yang besar. Namun, di Bojonegoro, tantangan itu menjadi lebih besar lagi dengan adanya konsep “Saldo 0 Rupiah”. Tidak hanya tentang memenangkan pemilihan atau menjalankan pemerintahan, tetapi juga tentang mengelola anggaran dengan bijaksana dan transparan untuk mencapai kesejahteraan yang berkelanjutan bagi masyarakat.

Konsep “Saldo 0 Rupiah” menantang para calon bupati Bojonegoro untuk menjadi pemimpin yang memiliki visi jelas dalam mengelola anggaran pemerintah. Ini bukanlah tentang hanya menghabiskan uang untuk pembangunan saja, tetapi juga tentang mengalokasikan dana dengan tepat guna untuk program-program yang benar-benar dibutuhkan oleh masyarakat.
Tantangan terbesar bagi calon bupati adalah bagaimana mereka dapat memastikan bahwa setiap rupiah dari anggaran publik benar-benar memberikan manfaat yang maksimal bagi masyarakat. Hal ini memerlukan integritas yang tinggi, komitmen yang kuat, dan keterbukaan dalam setiap langkah pengambilan keputusan.

Selain itu, calon bupati juga perlu memastikan bahwa pengelolaan anggaran dilakukan secara efisien dan efektif, tanpa adanya praktik korupsi atau penyalahgunaan kekuasaan. Ini memerlukan sistem pengawasan yang ketat dan partisipasi aktif dari masyarakat dalam pengawasan penggunaan dana publik.

Namun, meskipun tantangan itu besar, konsep “Saldo 0 Rupiah” juga merupakan peluang bagi calon bupati untuk membuktikan komitmen mereka terhadap kesejahteraan masyarakat Bojonegoro. Dengan menjadikan konsep ini sebagai landasan dalam membangun visi dan misi kepemimpinan mereka, calon bupati dapat menginspirasi harapan dan kepercayaan dari seluruh masyarakat Bojonegoro.

Dengan demikian, konsep “Saldo 0 Rupiah” bukan hanya menjadi sebuah tantangan, tetapi juga merupakan tonggak penting dalam membangun masa depan yang lebih baik bagi Bojonegoro. Bagi calon bupati, ini adalah panggilan untuk bertindak dengan integritas dan komitmen untuk mencapai kesejahteraan yang hakiki bagi setiap warga Bojonegoro.

Semoga narasi ini memberikan inspirasi untuk bahan kampanye sang calon Pemimpin eksekutif calon bupati untuk mengatasi kesejahteraan rakyat. Semoga Para anggota DPRD yang terpilih bersinergi untuk kepentingan rakyat Bojonegoro.

Penulis adalah Founder Lowcostatm.co.id/Ketua Team STUNTING IPHI & BKKBN.

»Follow Suarabanyuurip.com di
» Google News SUARA BANYUURIP
» dan Saluran WhatsApp Channel SuaraBanyuurip.com


Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *