SuaraBanyuurip.com – Masalah ketersediaan pupuk dan tingginya biaya operasi produksi (BOP) setiap musim tanam selalu dihadapi petani Bojonegoro, Jawa Timur, tidak terkecuali petani Desa Mudung, Kecamatan Kepohbaru. Untuk membantu mengatasi problema tersebut, mahasiswa KKN-TK Kelompok 26 Universitas Bojonegoro (Unigoro) mengenalkan cara pembuatan pupuk Bio-N (BIO NANO).
Bio-N atau Bio NANO ini bisa menjadi solusi bagi petani untuk mengurangi pupuk kimia dan menekan biaya produksi. Selain itu, penggunaan pupuk Bio-Nano ramah lingkungan karena bisa mengurangi residu akibat pupuk kimia, serta dapat menjaga dan mempertahankan keseimbangan unsur hara maupun mikroorganisme tanah dengan baik.
Pupuk Bio N atau Bio NANO ini bisa digunakan untuk berbudidaya tanaman pangan, hortikultura maupun perkebunan.
Bio-N atau BIO-NANO merupakan suatu hasil fermentasi pupuk anorganik dengan memanfaatkan decomposer khusus yang memiliki kemampuan dalam menguraikan bahan kimia, sehingga dapat mengubah senyawa kimia dalam pupuk menjadi partikel ion agar lebih mudah diserap oleh tanaman tanpa meninggalkan residu di dalam tanah.
Pembuatan pupuk BIO-NANO diisi oleh narasumber dari penyuluh pertanian Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban, Winardi. Ia juga merupakan anggota KKN-TK Kelompok 26. Pengalamannya di bidang pertanian sudah teruji dan tidak perlu diragukan lagi.
Di hadapan para petani, Warnadi menyampaikan bahwa bahan pembuatan pupuk BIO-NANO ini mudah sekali untuk didapatkan, salah satunya limbah air cucian beras atau biasa disebut air leri. Bahan lainnya adalah Urea, Air Kelapa, Nanas, Gula Merah, Kapur Gamping, dan Dekomposer sebagai pengurai bahan kimia.
“Kemudian difermentasi selama 21 hari atau 3 minggu, baru pupuk siap diaplikasikan,” ujarnya.
Menurut Winardi keuntungan dari pupuk BIO-NANO ini adalah bahan-bahannya mudah didapatkan dan murah, sekaligus penggunaannya yang ramah lingkungan berbasis nanoteknologi yang hemat biaya.
“Selain itu bisa meningkatkan pertumbuhan dan hasil, efisien dalam penggunaan hara, dan menjaga kesehatan tanah,” jelasnya.
Program kerja KKN-TK 26 Unigoro berupa pelatihan pembuatan pupuk Bio-N atau Bio NANO ini mengundang antusias para petani di tiga dusun yaitu Dusun Tlanak, Budug, dan Mudung.
Ketua Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) Desa Mudung, Memet mengapresiasi pengenalan dan pelatihan pembuatan pupuk Bio-N atau Bio NANO yang dilaksanakan mahasiswa KKN-TK 26 Unigoro.
“Ini sangat bermanfaat bagi para petani sekitar,” ucapnya.
Ketua KKN-TK 26, Satria Aril Pratama menyampaikan, pelatihan pembuatan pupuk Bio-N atau Bio NANO ini untuk mengurangi ketergantungan para petani terhadap pupuk kimia secara langsung, karena dapat membuat tanah mengeras dan kehilangan porositasnya. Penggunaan pupuk kimia bisa meningkatkan kadar asam dalam tanah.
“Kami harapkan pelatihan pembuatan pupuk Bio-N atau Bio NANO ini bisa menjadi solusi bagi petani di sini agar tidak tergantung dengan pupuk kimia,” tambahnya.(red)