SuaraBanyuurip.com – Sebanyak 1.000 buah pesanan panel tas rajut hari ini melalui proses cek kualitas oleh pembeli dari BCM (Bhumi Cipta Mandiri) Yogyakarta. Proses produksi pesanan ini melibatkan sekitar 100 perajut PRIMA (Perempuan Indonesia Merajut) dari Kabupaten Bojonegoro dan Tuban yang merupakan dampingan dari Program Pengembangan Masyarakat (PPM) ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) – SKK Migas dan Yayasan Sri Sasanti Indonesia (YSSI).
Sebagai tim pengecekan kualitas diantaranya adalah Rini dari Tim Quality Control (QC) BCM. Panel yang lolos QC adalah panel yang telah sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan yaitu kualitas ekspor. Pengecekan meliputi bentuk panel, ukuran, kerapihan dan lain-lain.
“Wah iki hasil e wes cantik-cantik (wah ini hasilnya sudah cantik-cantik). Ke depan kualitas rajutan seperti ini minimal harus dipertahankan atau bahkan kalau bisa ditingkatkan,” ungkap Rini di sela-sela proses pengecekan panel.
Dari hasil pengecekan, 95% panel lolos sesuai dengan standar kualitas pembeli dan kemudian akan dikirim ke Amerika. Untuk panel yang tidak lolos selanjutnya direparasi oleh perajut yang bersangkutan.
“Alhamdullilah rasanya lega, QC hari ini berjalan dengan lancar dan banyak yang lolos. Saya sering menekankan kepada teman-teman perajut untuk selalu menjaga kualitas supaya pesanan dari pembeli ini bisa terus berlanjut. Lumayan hasilnya buat tambahan belanja dapur,” tutur Wainem, Koordinator PRIMA Desa Gayam.
Selain itu Koordinator PRIMA Desa Mentoro Yohana Martasari mengatakan, “Dari dulu saya itu pengen bekerja, karena sebagai wanita saya juga ingin mandiri secara finansial. Tetapi saat itu saya kesulitan kalau setiap hari harus meninggalkan rumah. Bersyukur sekali pada tahun 2020 saya ikut pelatihan merajut di Desa Mentoro yang diselenggarakan EMCL dan Sasanti, sehingga saya bisa merajut di rumah dan mendapatkan penghasilan.”
Saat ini perajut PRIMA selain mengerjakan pesanan panel rajut dari pembeli juga menyediakan berbagai macam produk rajut jadi, mulai dari tas, dompet, boneka, taplak dan lain-lain. Kemampuan sebagai pelatih keterampilan merajut juga sudah dimiliki. Bahkan mereka sering diundang untuk memberikan pelatihan merajut di wilayah Bojonegoro dan Tuban. Salah satunya adalah di Kecamatan Grabagan yang diselenggarakan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian Kabupaten Tuban pada akhir bulan Mei 2024 lalu dan dihadiri oleh 20 peserta.(red)