SuaraBanyuurip.com — Arifin Jauhari
Bojonegoro — Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Kalitidu kini berumur 44 tahun. Satuan pendidikan yang berlokasi di Desa Wotanngare, Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur ini memperingati hari lahir atau Dies Natalis dengan menggelar beragam kegiatan.
Sebagai puncak acara peringatan, SMPN yang berdiri pada 30 Juli 1980 ini memperingati Dies Natalis dengan menggelar beragam acara. Antara lain jalan santai, bazar, dan market day di halaman setempat.
Sebelumnya juga dihelat serangkaian lomba, yakni cerdas cermat, lomba menggambar bercerita, dan lomba futsal lintas kecamatan. Kegiatan ini diikuti oleh sekolah dasar (SD) sekitar yang menjadi mitra SMPN 1 Kalitidu.
Hadir dalam seremoni tahunan ini, Kepala SMPN 1 Kalitidu, Slamet, Kepala Bidang Pendidikan Dasar (Kabid Dikdas) pada Dinas Pendidikan Kabupten Bojonegoro, Zamroni, Forkopimca Kalitidu, kepala sekolah SD mitra, dan para guru serta siswa setempat.
Peringatan hari lahir sekolah tersebut juga mendapat dukungan sponsorship dari para alumni yang telah sukses menapak kehidupan. Baik mendukung secara perseorangan maupun atas nama perusahaan swasta yang dimiliki.
Kepala SMPN 1 Kalitidu, Slamet, S.Pd, M.Pd, mengucapkan terima kasih atas partisipasi yang diberikan oleh semua pihak yang telah mendukung terselenggaranya acara.
“Antara lain sponsor dari EMCL, PT Rajekwesi Jaya Raya, para alumni angkatan 1990, PT Wings, Pak Sahudi, Rizqy Collection, Rizka Grafika, kami sampaikan terima kasih atas sponsor yang diberikan,” ucap Slamet.
Pada usia yang menginjak ke 44 tahun, SMPN 1 Kalitidu telah banyak mencetak generasi yang berperan aktif di masyarakat, pemerintahan, dan di tempat manapun.
“Harapannya, kepada anak-anaku semuanya, dengan adanya Dies Natalis ini sebagai pengingat bagi kita semua, bahwa kakak-kakakmu, mulai alumni sejak sekolah ini berdiri, kalian bisa mencontoh mereka yang telah meraih kesuksesan,” ujar Slamet.
Sementara Kabid Dikdas Zamroni, M.Pd, memberi perhatian terkait bazar yang diselenggarakan tiap kelas. Sebab melapakkan beraneka karya dari siswa. Itu disebutnya merupakan salah satu implementasi kurikulum merdeka. Yakni interpreneurship dari anak didik.
Diharapkan nanti, implementasi kurikulum merdeka terhadap diri anak didik tidak hanya dalam bentuk materi akademik saja, tetapi juga harus pintar non akademik.
“Karena di kurikukum merdeka standar suksesnya anak-anak tidak diukur dari berapa nilai akademiknya, tetapi diukur dari kebakatan anak yang digali dan dikembangkan oleh sekolah, jadi misal ada siswa tidak pandai matematika jangan dipaksa pinter matematika,” tegasnya.
Usai sambutan, Zamroni didaulat melakukan gunting pita tanda dibukanya bazaar dan market day. Dan dilanjutkan dengan meninjau stan berisi karya para siswa. Setelah itu, agenda mantan Kepala SMPN 5 Bojonegoro ini pun berlanjut memberikan hadiah kepada pemenang lomba-lomba secara simbolis.
SMPN 1 Kalitidu termasuk sekolah yang diminati. Total muridnya sebanyak sekira 860 siswa terbagi ke dalam 27 ruang kelas. Dwi Restu Cahya salah satu murid berprestasi asal Desa Sumengko, Kecamatan Gayam yang mengaku suka.
Dwi adalah siswa kelas IX peraih kejuaraan karate. Diantaranya meraih medali emas O2SN tingkat kabupaten dan Porkab 2024 di nomor kata. Sedangkan untuk O2SN provinsi ia mendapat juara 3.
“Saya pilih SMPN 1 Kalitidu karena sekolahnya keren,” ungkapnya.
Kendati, menurut Humas SMPN 1 Kalitidu, Parmani, dibalik prestasi dan minat para siswa belajar di sekolah ini, ternyata ada sisi menyedihkan. Karena ada sejumlah siswa kelas IX dari tiga ruang kelas yang terpaksa belajar di ruang yang dialihfungsikan.
“Karena, tiga ruang kelas mereka ambrol, tidak bisa dipakai, sehingga terpaksa belajar di ruang laboratorium, sudah bertahun tahun ruang itu belum tersentuh perbaikan dari anggaran pemerintah,” bebernya.(fin)