SuaraBanyuurip.com – Arifin Jauhari
Bojonegoro – Guna menguatkan profil pelajar pancasila sebagai bagian dari kurikulum merdeka belajar, Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Kalitidu menggelar pameran dan bazar P5 kewirausahaan. Kegiatan ini dipusatkan di halaman satuan pendidikan yang terletak di Jalan Raya Ngasem – Kalitidu, turut Desa Wotangare, Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.
Agenda berlangsung pada Sabtu (18/11/2023), diikuti oleh para peserta sebanyak 288 siswa kelas 8. Siswa kelas 8 ini terbagi dalam 9 ruang terdiri dari kelas 8A sampai kelas 8I. Di mana terdapat 4 kelompok dari setiap kelas turut serta dalam perhelatan.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala SMPN 1 Kalitidu, M. Tri Djoko Soelastyo, S.Pd., M.Pd. mengatakan, P5 (Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) bertujuan mencetak peserta didik menjadi pelajar pencasila. Itu dapat diketahui dari profil yang dimunculkan.
Adapun maksudnya supaya dalam era globalisasi ketika para pelajar nantinya ditempatkan di mana saja tetap bisa eksis. Untuk mencapai eksistensi itulah terdapat penguatan profil pelajar pancasila yang diwujudkan melalui kegiatan berupa proyek.
“Sehingga digabung menjadi satu yang disingkat P5, ada beberapa tema dalam P5, kebetulan kali ini kita mengambil tema kewirausahaan,” kata Tri Djoko Soelastyo dalam sambutan.
Dalam memunculkan profil pelajar pancasila, ada porsi sebesar 25 persen dalam pembelajaran yang disebut kokurikuler itu khusus untuk P5 tersebut. Berkaitan dengan tema yang diambil, jiwa kewirusahaan yang pantang menyerah, dan juga bergotong royong, diharapkan muncul menjadi profil para pelajar pancasila.
“Sehingga di mana saja di berada ketika pelajar sudah lulus, akan selalu bisa mengatasi setiap masalah yang ada, baik di dalam negeri maupun di luar negeri berbekal jiwa pancasila,” tambahnya dalam wawancara tatap muka.
Para siswa memamerkan berbagai karya dalam kewirausahaan yang mereka tampilkan, mulai hasta karya hingga bermacam makanan dan minuman. Meski begitu, beraneka warna dan ragam panganan terlihat mendominasi.
Corak jajanan yang di niagakan kebanyakan merupakan olahan dari bahan makanan yang banyak tersedia di sekitar tempat tinggal para siswa, jagung salah satunya.
Tak hanya inovasi para anak didik dalam membuat makanan berbahan dasar jagung menjadi puding jagung, jasuke, kolak, onde-onde, nasi jagung, dadar jagung dan pelbagai santapan berbahan jagung lainnya yang diperlihatkan.
Namun juga kemampuan dalam memikat para pembeli, contohnya dalam membuat kemasan menjadi menarik. Tri Djoko mengaku, tidak masalah ketika para murid ada yang dibantu orang tua dalam menyelesaikan tugas kewirausahaan ini. Sebab itu memantik anak belajar kepada orang tuanya, sebagaimana dalam kurikulum merdeka belajar memang banyak melibatkan wali siswa.
“Intinya dari kegiatan ini diharapkan para pelajar mampu berkembang, baik dalam kecerdasan intelektual maupun attitude untuk kesuksesan mereka,” tandas Tri Djoko.
Sementara anggota Komite SMPN 1 Kalitidu, Sunarji menilai, gelaran karya para siswa sangat baik sebagai implementasi dari kurikulum merdeka terutama dalam P5 tersebut.
“Ini memang adalah salah satu cara dalam kurikulum kita bisa praktek di lingkungan masyarakat, sehingga nanti kemandirian anak-anak bisa membantu lingkungan sekitar,” ucap pensiunan pengawas pendidikan.
Aneka hidangan yang dijajakan dalam kalender pameran dan bazar ini ludes dalam hitungan puluhan menit saja sejak dibuka simbolis dengan menggunting pita oleh Plt Kepala SMPN 1 Kalitidu, Tri Djoko Soelastyo.(fin)