SuaraBanyuurip.com — Arifin Jauhari
Bojonegoro — Organisasi non pemerintah, Alas Institute bersama operator lapangan minyak dan gas bumi (migas) Banyu Urip, Blok Cepu, ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) melakukan penanaman bibit pohon di desa sekitar wilayah operasi pasca pelaksanaan Program Aksi Kemitraan untuk Pemberdayaan Masyarakat (Patra Daya) 2024.
Pada Tahun 2024 ini, EMCL telah merealisasikan beberapa program pengembangan masyarakat (PPM), salah satunya adalah program pembangunan dan perbaikan infrastruktur publik di enam desa yang masuk Kecamatan Gayam.
Keenam desa itu ialah Desa Mojodelik, Brabowan, Beged, Ringintunggal, Katur, dan Begadon. Adapun pekerjaan pembangunan dikerjakan oleh tim pelaksana pembangunan dari perwakilan warga dan tokoh masyarakat setempat dan telah rampung pada bulan September 2024.
Guna mendukung upaya pelestarian alam dan lingkungan, pasca serah terima program dilakukan penanaman pohon oleh EMCL bersama Forkopimcam Gayam, pemerintah desa (Pemdes) dan perwakilan warga.
Salah satu dari enam pemdes penerima manfaat, yakni Desa Katur pasca serah terima infrastruktur Pusat Jajanan Serba Ada (Pujasera) BUMDes Katur pun ikut serta dalam kegiatan tanam bibit pohon. Tentu saja setelah ucapan terima kasih meluncur dari bibir sang kepala desa (kades) yang terkenal ramah.
“Terima kasih atas bantuan infrastruktur publik dari EMCL berupa pembangunan sarana Pujasera BUMDes. Kedepan akan kami kembangkan agar dapat menggerakkan roda perekonomian di Desa Katur,” ucap Kades Katur, Sukono kepada Suarabanyuurip.com, Sabtu (05/10/2024).
Sementara perwakilan EMCL, Ali Mahmud menyatakan, PPM EMCL dalam pelaksanaannya sejalan dengan RPJMDes dan RKP Desa sehingga hasilnya sesuai dengan kebutuhan desa dan tentunya bertujuan akan berdampak dalam memberikan manfaat secara luas kepada masyarakat.
“Selanjutnya hasil dari pembangunan infrastruktur itu kami serahkan
kepada pemdes dan pihak terkait untuk dirawat serta dikelola sebaik-baiknya,” ujar Ali Mahmud yang juga ikut serta acara tanam pohon.
Sedangkan mitra pendamping program dari Alas Institute, Achmad Danial Abidin menjelaskan, mengenai pemilihan lokasi pembangunan sebagai titik penanaman bibit pohon. Yakni sebagai simbol sekaligus wujud konkrit bahwa pekerjaan infrastruktur hendaknya sejalan dengan upaya pelestarian alam dan lingkungan, bukan malah sebaliknya.
Adapun pohon yang disiapkan terdiri pohon kayu keras dan pohon buah. Antara lain bibit pohon pule, trembesi, klengkeng, alpukat, mangga, dan matoa.
“Dengan kesadaran dan semangat gotong royong, agenda penanaman pohon pasca serah terima program ini juga dilaksanakan di desa lainnya di lokasi program,” terang Didin, sapaan akrabnya.(fin)