SuaraBanyuurip.com – d suko nugroho
Bojonegoro – Pasangan calon bupati dan wakil bupati nomor 02, Setyo Wahono-Nurul Azizah memberikan jawaban menohok kepada rivalnya paslon 01, Teguh Haryono-Farida Hidayati di debat publik pamungkas pemilihan kepala daerah (Pilkada) Bojonegoro, Minggu (17/11/2024), di Eastern Hotel Jalan Veteran.
Jawaban menohok Wahono-Nurul membuat Cawabup 01, Farida Hidayati hanya bisa cengar-cengir di atas panggung debat publik.
Peristiwa itu terjadi ketika paslon 01, Teguh-Farida ngotot akan melanjutkan program insentif bagi calon pengantin (Catin) di rezim penguasa sebelumnya yang tidak terealisasi karena dihentikan.
Farida melontarkan janji melanjutkan program insentif calon pengantin saat debat publik Pilkada Bojonegoro memasuki sesi paslon 01 memberikan pertanyaan kepada paslon 02.
“Dalam visi paslon 02 disebutkan pembangunan Bojonegoro sejatinya harus dirasakan oleh semua lapisan masyarakat. Tidak ada diskriminasi, menjunjung tinggi kesetaraan, seperti jargonnya no one left behind, atau dalam pembangunan tidak boleh ada satu pun yang tertinggal atau ditinggalkan. Seperti apa keperpihakan paslon 02 atas meningkatnya diskriminasi terhadap kaum perempuan yang indeksnya diukur dari meningkatnya angka perceraian,” tanya Cabup 01, Teguh Haryono.
Pertanyaan tersebut dijawab Cawabup 02 Nurul Azizah dengan lugas. Tidak ada diskriminasi artinya pembangunan Bojonegoro harus merata dan berkeadilan serta melibatkan partisipasi perempuan.
Sementara tingginya angka perceraian Bojonegoro, lanjut Nurul, disebabkan oleh beberapa faktor. Diantaranya naiknya angka pernikahan dini yang disebabkan masih rendahnya tingkat pendidikan, dan belum adanya kemapanan ekonomi.
“Juga perlunya pendidikan agama untuk membentuk karakter, sopan santun, adab. Pendidikan agama ini sangat fundamental, karena akan mempengaruhi perkembangan anak, perkembangan dalam keluarga. Angka percerian ini bisa diatasi jika pendidikan ditingkatkan, kesejahteraan masyarakat ditingkatkan untuk mengurangi kemiskinan. Inilah yang akan kami lakukan kedepan,” tegas Nurul.
Jawaban Cawabup 02 Nurul ini kemudian ditanggapi Cawabup 01 Farida Hidayati. Ia mengapresiasi program insentif calon pengantin dari rezim sebelumnya yang hari ini dihentikan. Padahal tujuan dari program tersebut untuk mengurangi tingginya angka perceraian yang disebabkan meningkatnya pernikahan dini.
“Tentunya kami jika diberi amanah masyarakat Bojonegoro akan melanjutkan program insentif calon pengantin. Untuk mensupport program ini kami akan melanjutkannya,” jawab kerabat mantan Bupati Bojonegoro periode 2018-2023, Anna Mu’awanah itu.
Merespon pernyataan tersebut, Cawabup 02 Nurul memberikan jawaban menohok. Mantan Sekretaris Daerah (Sekda) Bojonegoro ini mengungkapkan alasan program insentif calon pengantin tidak dicairkan karena bermasalah. Program tersebut telah menjadi temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) karena tidak memiliki landasan regulasi.
“Kalau Mbak Farida ingin melihat, ini (program Catin) ada hasil laporan hasil pemeriksaan atau LHP-nya APIP. Monggo (silahkan) kalau Mbak Farida ingin melihat, bolak-balik. Eman-eman kalau nanti ada kesalahan. Sekali lagi ini masalah ketentuan, regulasi dan supremasi hukum. Sekali lagi kalau mau melihat program Catin ada LHP-nya,” kata Nurul memberikan jawaban menohok disambut cengar-cengir oleh Farida seperti terlihat dari kanal resmi youtube KPU Bojonegoro.(suko)