SuaraBanyuurip.com – Paijan Sukmadikrama
Tuban – Rasa adil untuk masyarakat dalam pembangunan harus diberikan merata di setiap tingkatan wilayah, baik itu di tingkat desa, kecamatan, hingga ibukota kabupaten. Demikian pula terhadap kaum milenial, pemuda, dan bidang olahraga.
Data statistik tahun 2024 menyebut, warga usia produktif termasuk di dalamnya para milenial dengan rentang umur 15 hingga 44 tahun di Tuban sebanyak 244.645 orang. Mereka memiliki bakat dan minat berbagai bidang sehingga butuh penanganan serius. Penyiapan beragam kegiatan produktif tersentra di kecamatan itu, agar tak menambah angka kemiskinan di Tuban yang jumlahnya tahun ini sebanyak 14,36 persen atau 177.250 orang.
“Ke depan para pemuda pegiat olahraga, kaum milenial yang haus kreatifitas harus kita wadahi di setiap wilayah kecamatan. Mereka akan kita siapkan pusat kegiatan dengan berbagai fasilitas pendukung, agar bisa lebih kreatif menuju mandiri,” kata H Riyadi SH M.KP, dalam diskusi terbatas bersama wartawan di Tuban.
Paslon Cabup dan Cawabup Tuban Nomor: 01 (Riyadi dan Wafi Abdul Rosyid) itu menambahkan, sentra kegiatan yang akan dibangun tersebut bakal diisi dengan berbagai kegiatan. Mulai dari pelatihan ketrampilan, ekonomi kreatif, seni budaya, keagamaan, dan olahraga. Program yang menjadi bagian turunan dari visi misi dari Paslon 01 ini, akan terkoneksi dalam program kerja yang matang dan terukur dan semuanya berbasis digitalisasi.
“Pengelolaan sentra kegiatan tersebut akan menggandeng pihak ketiga, atau mendatangkan ahli dibidangnya,” kata pemegang gelar Magister Kebijakan Publik dari Universitas Airlangga Surabaya tersebut. “Generasi yang lahir tahun 1981 hingga awal 2000 harus diberi tempat, dan difasilitasi agar geliat kreatifitasnya terarah menuju lebih produktif.”
Diantara bidang pelatihan skill dan kreatifitas milenial ini, tambah Riyadi, dilaksanakan dengan basis internet atau digital. Anak-anak muda disetiap kecamatan akan mendapatkan pelatihan khusus, agar bisa mengembangkan kreatifitasnya mulai dari setor perniagaan, produksi dengan mempertimbangkan potensi sumber daya alam wilayah, hingga difasilitasi modal secara kelompok.
“
Membangun apapun kembali pada niatnya, jika membuat program untuk masyarakat itu benar dan tidak mencari keuntungan pribadi dan kelompok, Allah akan membukakan pintu kemudahan.
H Riyadi
—————-
Sedangkan untuk bidang seni budaya akan mengoptimalkan peran Dewan Kebudayaan Tuban (DKT). Organisasi yang berisi pelaku seni dan budaya yang selama 3 tahun lebih mati suri ini, sesuai Perda tentang Kebudayaan Tuban akan diberi wewenang mengelola bidang tersebut. Keberadaan DKT harus bermanfaat untuk pembinaan, pelatihan, dan pengembangan kesenian dengan target bisa memandirikan pelakonnya secara ekonomi.
“Oleh karena itu disamping berkesenian, mereka juga harus dilatih ketrampilan agar mandiri secara ekonomi. Logikanya, mereka bakal lebih maksimal berkesenian budaya karena logistiknya cukup,” ujar Riyadi.
Sementara untuk kegiatan keagamaan, diisi oleh kegiatan Qori, komunitas keagamaan para pemuda milenial, kegiatan sosial keagamaan, hingga pelatihan lain yang sesuai bidangnya. Hal ini untuk menumbuhkembangkan bakat, dan minat anak muda di bidang keagamaan.
Sedangkan khusus untuk kegiatan olahraga akan bersinergi dengan KONI, stakeholder bidang olahraga ini akan kita maksimalkan perannya, karena mitra Pemkab Tuban dalam pembinaan olahraga ini kita pandang ahli dibidangnya. Selain itu juga untuk wadah pembinaan atlet secara berjenjang, sehingga nanti tak ada potensi dari 51 cabang olahraga (Cabor) di KONI Tuban dari warga desa yang tercecer.
Semua bidang yang masuk dalam kerangka sentra milenial terumpun dalam organisasi formal. Bidang keorganisasiannya pun bakal disiapkan secara professional, tujuannya akan bisa bertindak secara transparan, kekinian, dan mampu merangkum berbagai elemen menjadi satu kesatuan.
Ia akui memang untuk pembangunan sentra kreatifitas di setiap kecamatan itu butuh biaya tak sedikit. Namun, dengan Pemkab Tuban memiliki kemampuan anggaran untuk pembangunan bagi generasi muda tersebut. Banyak anggaran yang bisa diarahkan ke sana, ketimbang terjadi Silpa setiap tahun dari APBD yang berjalan.
“Membangun apapun kembali pada niatnya, kalau niat kita membuat program untuk masyarakat itu baik dan benar, tidak mencari keuntungan pribadi dan kelompok, Allah akan membukakan pintu kemudahan,” tegas pria ramah yang juga bagian struktural PCNU Tuban tersebut. Ia begitu yakin karena melalui tangan Tuhan, dan perencanaan matang semuanya bisa diselesaikan.
Pada bagian lain, sebagai bukti kegiatan dari sentra kreatifitas milenial dan olahraga tersebut, setiap tahun akan diagendakan semacam festival, dan lomba-lomba kreatifitas di setiap kecamatan. Ajang kreatifitas dan festival ke depan tak hanya di wilayah kota kabupaten, namun diagendakan ada di setiap wilayah kecamatan. (ad)