Jalan Nglenyer, Jangan Lahirkan Banyak Kasus Kecelakaan Lalu Lintas di Bojonegoro!

Petani muda Bojonegoro.
Muhammad Irfan Hakim, S.Sos.

Oleh: Muhammad Irfan Hakim, S.Sos.

KECELAKAAN lalu lintas, masih menjadi permasalahan serius yang harus segera ditangani di Bojonegoro. Dikutip dari detikJatim.com, tercatat bahwa di tahun 2024 yang lalu, terdapat 749 kasus kecelakaan lalu lintas dan 195 nyawa melayang gegara kecelakaan lalu lintas di Bojonegoro. Meskipun ada penurunan mencapai 263 kasus dari tahun 2023, dimana angka kasusnya mencapai 1.012 kasus, namun jumlah korbannya sama, yakni seanyak 195 orang meninggal.

Jumlah tersebut bukanlah angka yang sedikit. Satu nyawa pun sudah terlalu banyak dan terlalu mahal. Apalagi dalam hal kasus kecelakaan lalu lintas di Bojonegoro ini, korban terbanyak yakni dalam rentan usia 15-19 tahun, yakni berjumlah 248 orang. Usia ini adalah usia produktif, bahkan mungkin masih pelajar yang mengenyam pendidikan.

Kita bisa bayangkan bagaimana generasi muda Bojonegorro banyak menghembuskan nafas terakhirnya di jalanan. Betapa kita kehilangan anak-anak muda yang memiliki proyeksi masa depannya cemerlang dan menjadi harapan bagi orang tuanya, nusa serta bangsa. Kita bisa saja kehilangan sebegitu banyak generasi yang disiapkan untuk mampu mencapai target dan impian besar kita, yakni Indonesia Emas 2045.

Realita tersebut sangat miris, sehingga harus ada langkah konkret dari semua pihak, terutama pemangku kebijakan untuk menuntaskan problematika ini. Sebagaimana tujuan negara dalam pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 yakni “melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia”. Untuk itu, Pemerintah Bojonegoro khususnya, harus hadir untuk menuntaskan permasalahan ini.

Memandang Permasalahan Kecelakaan Lalu Lintas secara Komprehensif & Holistik

Problematika kecelakaan lalu lintas harus dipandang secara komprehensif dan holistic, tidak hanya secara teknis dan parsial. Seringkali, kita mendapat penjelasan bahwa kecelakaan lalu lintas itu disebabkan karena human error atau sebab manusianya yang melakukan kesalahan. Tapi apakah semuanya demikian?, Apakah ada kemungkinan juga adanya sistem error yang berjalan?. Mari kita lihat permasalahan ini secara lebih menyeluruh dan lengkap.

Memang faktor human error menjadi faktor cukup besar sebagai penyebab kecelakaan, tapi bukan satu-satunya faktor. Adapun faktor human error ini, contohnya seperti: Berkendara ketika mengantuk, ugal-ugalan, main HP saat berkendara, dan lain sebagainya. Namun ada faktor lain yang perlu kita lihat juga secara mendalam, yakni ada faktor system error. Faktor yang dimaksud adalah akibat adanya kesalahan dalam sistem. Contohnya seperti sistem upah bus atau truk yang keliru. Seringkali kita temukan kasus kecelakaan yang disebabkan karena bus atau truk di jalan raya Bojonegoro. Pernahkah kita berpikir bahwa kecelakaan tersebut bukan semata-mata karena ulah sopir yang ugal-ugalan?, pernahkah kita terbesit secara skeptis bahwa faktor ugal-ugalan mereka adalah karena tuntutan kerja?

Jika hal ini kita lihat secara lebih mendalam, ternyata ada faktor sistem upah yang mengharuskan mereka berkendara ugal-ugalan seperti itu. Yakni sistem upah kejar waktu atau kejar target penumpang. Seringkali kita temukan bahwa banyak yang menerapkan sistem upah seperti ini, sopir kejar-kejaran penumpang dan waktu. Hal ini dapat memicu terjadinya kecelakaan lalu lintas. Kalau seperti ini, faktor system error juga dapat kita lihat memiliki andil besar terhadap kecelakaan lalu lintas.

Solusi Jangan Parsial

Setelah kita telaah demikian, maka solusi yang seharusnya diberikan janganlah parsial, tetapi komprehensif. Solusinya bukan pelebaran jalan semata, atau himbauan tidak berkendara ketika mengantuk atau main HP, juga dalam pengaruh obat-obatan saja. Tetapi juga perlu peninjauan lebih terhadap sistem yang keliru tersebut. Selain itu, sistem transportasi umum juga perlu mendapat perhatian, terlebih di antara banyaknya kasus tersebut, banyak korban dari pengendara roda dua.

Perbaikan sistem transportasi umum dengan memperbanyak alat transportasi umum dan memperbaiki sistem upah di dalamnya dapat menyelesaikan setidaknya berbagai masalah, seperti: mengurangi resiko kecelakaan roda dua yang masih tinggi, terlebih usia 15-19 tahun yang mungkin sebagian adalah masih pelajar dan belum cukup umur sehingga belum memiliki SIM (Surat Izin Mengemudi). Ini solusi konkret yang dapat dilakukan, terlebih ini bisa menjadi upaya untuk mereka tidak melanggar peraturan berkendara karena belum cukup umum dan mungkin belum punya SIM. Selain itu, banyak lagi yang dapat terdampak positif jika sisem transportasi umum tersebut diperbaiki.

Optimalisasi Jalan Nglenyer, Supaya Tak Sampai Lahirkan Masalah

Jalan di Bojonegoro yang sudah terbangun mulus dan enak dilewati itu biasa disebut masyarakat dengan sebutan “nglenyer”. Tentu ini menjadi hal yang patut kita syukuri dan apresiasi. Tetapi, jangan terlena dengan ke-nglenyer-an itu, kalau dalam filosofi Jawa ada istilah “eling lan waspodo”. Boleh jadi, dengan jalan yang nglenyer tersebut justru melahirkan permasalahan lain, seperti: semakin banyak kasus kecelakaan karena kebut-kebutan, dibuat balap liar, dan lain sebagainya. Untuk itu, kita dituntun supaya tetap waspada, kata Bang Napi dulu: “waspadalah!, waspadah!”.

Supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, optimalisasi jalan Nglenyer itu harus dilakukan. Tidak hanya berorientasi untuk memudahkan akses masyarakat untuk berkendara, tapi juga memudahkan masyarakat untuk naik kendaraan umum yang sudah diatur regulasinya supaya tidak menambah resiko kecelakaan lalu lintas. Hal yang dapat dilakukan misalnya dengan menyediakan transportasi umum untuk pelajar dan masyarakat umum lainnya yang memudahkan untuk mobilisasi mengakses sekolah, pasar, hingga tempat wisata dan mendistrubsikan barang.

Semoga dengan dioptimalisasi dapat menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada, berdampak positif dan konstruktif bagi kehidupan masyarakat, serta tidak melahirkan permasalahan-permasalahan baru yang tidak kita inginkan bersama.

Pemerintahan atau pemimpin baru Bojonegoro diharap untuk memperhatikan secaa serius masalah kecelakaan lalu lintas ini. Sebagai masyarakat, kita berharap pemerintah benar-benar hadir, memberikan solusi-solusi konkret yang dapat menyelesaikan problematika sosial-kemasyaratan, termasuk di dalamnya persoalan kecelakaan lalu lintas. Mari kita optimis dapat menuntaskan permasalahan ini dan memformulasikan ide sebagai solusi yang dapat menyelesaikan problem bukan hanya parsial, tapi komprehensif, sehingga berimplikasi luas secara positif.

Penulis adalah Anggota Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah Kedungadem

»Follow Suarabanyuurip.com di
» Google News SUARA BANYUURIP
» dan Saluran WhatsApp Channel SuaraBanyuurip.com


Pos terkait