SuaraBanyuurip.com – Daerah aliran sungai (DAS) sekarang ini mengalami degradasi. Kondisi ini menjadikan kerusakan lingkungan yang ditandai dengan erosi lahan di bagian hulu dan tengah aliran sungai, serta bertambahnya kemiringan di sepanjang DAS.
Demikian disampaikan Dr. Arbor Reseda, ST., MT., Kepala Bidang Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur (KPI) BBWS Bengawan Solo saat mengisi kuliah umum Prodi Lingkungan Universitas Bojonegoro (Unigoro) di Hall Suyitno Unigoro, Kamis (30/1/2025).
Abror mengungkapkan, banyak faktor menjadi penyebab degradasi DAS. Di antaranya pemanfaatan DAS masih terfragmentasi, terjadinya penggundulan hutan di hulu DAS, penataan ruang DAS hilir tidak berwawasan lingkungan, pembuangan limbah di sungai yang tidak terkendali, serta pemanfaatan air berkelanjutan
Untuk mengatasi persoalan tersebut, menurut Abror, pengelolaan DAS seharusnya lebih fokus pada pendekatan ekosistem serta konservasi tanah dan air. Sedangkan pengelolaan sumber daya air difokuskan pada penggunaan dan distribusi air melalui infrastruktur sekaligus manajemen kualitas air.
“Kehidupan manusia sangat bergantung pada sistem DAS. Sehingga pengelolaan DAS bersifat multisektor,” ujarnya di hadapan mahasiswa.
Abror menambahkan, fenomena banjir sebenarnya sudah ada sejak zaman purbakala. Bedanya dahulu meskipun hanya sedikit warga yang tinggal di DAS, mereka sudah beradaptasi dengan banjir. Seperti membuat rumah panggung. Sehingga minim kerugian materinya.
“Tapi kalau sekarang, kerugian materinya banyak karena masyarakat juga banyak yang tinggal di DAS. Itu sangat berbahaya karena harta dan nyawa jadi terancam,” paparnya.
Kuliah umum yang dimoderatori oleh Dr. Heri Mulyanti, S.Si., M.Sc., berlangsung interaktif. Mahasiswa prodi ilmu lingkungan Unigoro memanfaatkan momen diskusi dengan praktisi tentang pengelolaan DAS
Kaprodi Ilmu Lingkungan Unigoro, Oktavianus Cahya A., ST., M.Sc., menuturkan, pemilihan tema kuliah umum kali ini untuk merespon salah satu fenomena yang ada di Bengawan Solo, yakni degradasi DAS. Yang berdampak merusak lingkungan, penurunan perekonomian warga, serta dampak sosial lainnya.
“Pengelolaan DAS adalah tanggung jawab kita bersama. Sehingga kami sebagai pelaksana kuliah umum tertarik mengangkat tema tentang pengelolaan DAS dengan narasumber dari BBWS Bengawan Solo,” tuturnya.
Wakil Dekan Fakultas Sains dan Teknik Unigoro, Herta Novianto, ST., SH., M.Si, juga berpendapat bahwa pelajar serta mahasiswa harus dilibatkan dalam pengelolaan DAS. Terlebih, Kabupaten Bojonegoro dilintasi oleh Bengawan Solo.
Sementara itu, Wakil Rektor III Unigoro, Ir. H. Noor Djohar, MM., berharap mahasiswa dan pelajar SMA/SMK/MA yang mengikuti kuliah umum ilmu lingkungan mendapatkan wawasan yang baru.
“Kita hidup di sekitar bengawan dan sungai. Kita harus tahu bagaimana menjaga DAS-nya untuk meminimalisir risiko bencana,” ucapnya dalam sambutan.(red)