Cerita Warga Bojonegoro Mulai Manfaatkan Air Hujan Diolah Jadi Air Bersih untuk Kebutuhan Sehari-hari

Olah air hujan jadi air bersih.
Edi Hariyanto (40), warga Dusun Kramanan, Desa Jatimulyo, Kecamatan Tambakrejo, Kabupaten Bojonegoro, memanfaatkan air hujan yang diolah menjadi air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.

SuaraBanyuurip.com – Jatimulyo, Kecamatan Tambakrejo, merupakan salah satu dari 92 desa di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur yang selalu dilanda krisis air bersih setiap musim kemarau. Warga hanya bisa mengandalkan bantuan dropping air bersih dari pemerintah.

Saat musim hujan seperti ini, warga Jatimulyo, hanya membiarkan begitu saja air hujan terbuang sia-sia. Warga di tepian hutan jati di wilayah Barat Bojonegoro ini belum mengetahui jika air hujan bisa diolah menjadi air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.

Namun, setelah adanya inovasi dari Asosiasi untuk Demokrasi dan Kesejahteraan Sosial (Ademos) dan Universitas Gadjah Mada (UGM), warga Jatimulyo bisa mengolah air hujan menjadi air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.

Inovasi instalasi pemanen air hujan (IPAH) yang diterapkan Ademos dan UGM cukup mudah diterapkan, biayanya murah dan ramah lingkungan. Yang perlu dipersiapkan, menyediakan toren atau tandon sesuai ukuran yang diinginkan ditaruh di bawah talang rumah Teron ini berfungsi menampung air hujan.

Toren dilengkapi dua pipa penyaring. Pipa pertama dipasang di atas, dan pipa kedua dipasang sebelum air hujan dari talang rumah masuk ke dalam toren.

Edi Hariyanto (40), penerima manfaat, mengaku telah merasakan manfaat program IPAH atau instalasi pemanen air hujan yang dilaksanakan Ademos bersama UGM.

“Kami sangat terbantu, karena semakin mudah memenuhi kebutuhan air bersih setiap harinya,” ujar warga RT 11 RW 06 Dusun Kramanan, Desa Jatimulyo, kepada kepada sejumlah wartawan saat melihat implementasi IPAH di Desa Jatimulyo, Minggu (2/2/2025).

Edi mengungkapkan, di Dusun Kramanan tidak ada sumber mata air. Warga selama ini mengambil air bersih dari sumber mata air di luar dusun dengan cara ngangsu menggunakan tangki. Baik dimusim penghujan maupun kemarau.

“Tapi semenjak ada inovasi IPAH ini, kami sudah tidak ambil air dari sumber mata air yang jauh dari rumah. Dan terbukti, air dari IPAH ini juga sangat layak dikonsumsi,” tutur Edi.

Admos dan UGM sementara ini telah menerapkan program IPAH di 30 titik di Kabupaten Bojonegoro. Dalam proyek percontohan ini, tandon air yang dipakai berkapasitas 1.050 liter.

Tandon air selain berfungsi menyaring debu hingga kotoran dari air hujan juga untuk menyimpan air hujan yang nantinya bisa diolah dijadikan air minum. Sisanya bisa diresapkan ke dalam tanah untuk menambah volume air.

Program percontohan IPAH dilakukan di sejumlah desa di Bojonegoro. Diantaranya berlokasi di Ademos 1 paket instalasi penampungan air hujan (IPAH), SMPN 2 Purwosari 2 paket IPAH, Masjid Miftahul Huda Desa Bakalan, Kecamatan Tambakrejo 3 paket IPAH, Yayasan Pendidikan Islam Wasilatul Huda Desa Dukoh Kidul Kecamatan Ngasem 2 paket IPAH, Desa Jatimulyo, Kecamatan Tambakrejo 10 paket IPAH, Desa Nganti Kecamatan Ngraho 10 paket IPAH, dan Pondok Rahmatullah Desa Tulungagung, Kecamatan Baureno 2 paket IPAH.

“Selain itu kami mengedukasi warga melalui pemberian penyuluhan tentang pemanfaatan air hujan menjadi air bersih,” ucap Arif.

Selain bisa memenuhi kebutuhan air bersih, lanjut dia, inovasi IPAH ini juga dapat membantu meringankan tenaga hingga biaya masyarakat. Sebab, warga tidak perlu lagi mengambil air bersih dari sumber mata air yang lokasinya jauh.

“Warga juga tidak perlu lagi mengandalkan kebutuhan air dari sumur yang harus ditarik dengan sanyo menggunakan listrik,” jelas Arif.

Inovasi IPAH yang diterapkan Ademos dan UGM ini juga akan dilengkapi dengan instal injek ke dalam tanah. Tujuannya, agar limpasan air dari toren tidak langsung mengalir ke sungai.

Arif berharap, inovasi IPAH dapat diimplementasikan secara luas khususnya bagi masyarakat di Kabupaten Bojonegoro yang wilayahnya tidak terdapat sumber mata air.

“Semoga inovasi IPAH bisa menjadi salah satu program quick win bagi bupati dan wakil bupati Bojonegoro terpilih untuk memberikan pemenuhan kebutuhan air bersih kepada masyarakat,” tukasnya.(red)

»Follow Suarabanyuurip.com di
» Google News SUARA BANYUURIP
» dan Saluran WhatsApp Channel SuaraBanyuurip.com


Pos terkait