SuaraBanyuurip.com — Arifin Jauhari
Bali — Subholding Upstream Pertamina, PT Pertamina Hulu Energi (PHE) saat ini sedang melaksanakan studi berkaitan dengan rencana pengembangan energi paling bersih. Hal dimaksud itu bisa dikembangkan dari natural hydrogen atau hidrogen alami yang disediakan oleh alam. Energi ini seperti yang ada di Sulawesi Tengah, yakni Tanjung Api.
Direktur Eksplorasi PHE, Muharram Jaya Panguriseng menyatakan, bahwa hidrogen alami disebut juga dengan geologic hydrogen atau natural hydrogen yang telah disediakan oleh alam untuk Indonesia. Hidrogen alami terbentuk dari proses elektrolisis alami yang disediakan langsung oleh alam.
“Saya kira itu energi masa depan yang sangking kita agresifnya (bahkan) pemerintah belum menetapkan aturannya, kita sudah masuk,” katanya dalam Media Gathering Subholding Upstream, baru baru ini di Bali, dikutip Suarabayuurip.com, Senin (24/02/2025).
Untuk itu, Muharram mengaku, saat ini sedang melakukan diskusi dengan pemerintah mengenai pengembangan hidrogen alami itu. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dia katakan sangat mendukung terhadap studi yang pihaknya lakukan.
“(studi) Ini bukan hal yang baru, dan hasilnya insyaallah akan menjadi energi masa depan,” ujar Muharram.
“Biaya untuk melakukan studi hidrogen alami ini mencapai sekitar USD220.000,” lanjutnya.
Dijelaskan, gas hidrogen alami ini, bermula dari batuan ultramafik. Batuan ini adalah sumber daya alam geologi yang sangat kaya akan kandungan besi. Ia dapat menghasilkan gas hidrogen alami setelah adanya reaksi serpentinisasi-proses geologi yang mengubah batuan ultramafik menjadi mineral serpentin dengan campuran air ada suhu dan tekanan tertentu.
Ultramafik tersebut jika bereaksi dengan air, akan membuat reaksi yang dinamakan serpentinizm, dan menghasilkan gas H2 (gas hidrogen).
“H2 itu adalah super energi yang sangat bersih,” tegas Muharram.(fin)
