Pajang Lukisan dan Dialog Bertema Kahyangan Api

Pajang lukisan.
Pameran tunggal lukisan Ramon Pareno di lantai 2 Gedung Swarna Kriya Indonesia.(foto/ist)

SuaraBanyuurip.com – Sejak beberapa hari lalu, sejumlah lukisan karya Ramon Pareno terpampang di dinding lantai 2 Gedung Swarna Kriya Indonesia. Pameran tunggal ini untuk membuka ruang bagi seniman Bojonegoro, Jawa Timur melalui kolaborasi jangka panjang dengan kelompok pengusaha.

“Tema sebenarnya adalah Enam Sudut Pandang di Taman Bumi,” kata pria yang juga masih tercatat sebagai Ketua Umum Dewan Kesenian Bojonegoro tersebut.

Sebanyak 6 lukisan yang menangkap sudut pandangnya tersebut dikemas dalam bentuk Mini Pameran Tunggal yang bersifat rotatif.

“Setiap temanya direncanakan terpajang selama satu bulan. Dan ruang itu bukan untuk karya saya saja, semua seniman yang berminat dapat memanfaatkan ruang yang disediakan, termasuk anak-anak dari sanggar sanggar dan desa,” tambahnya.

Ditanya soal tujuan menggelar pameran tunggal, pria yang juga dikenal sebagai pemaju kebudayaan tersebut menegaskan bahwa pameran tersebut juga untuk menjalin kolaborasi jangka panjang dengan kelompok pengusaha.

Sengaja mengambil obyek dari Kahyangan Api, Ramon Pareno mengatakan bahwa kolaborasi lain yang tetap dijaga adalah dengan pemerintah.

“Seperti kita ketahui bahwa saat ini pemerintah sedang getol-getolnya berupaya dalan meloloskan geopark ke tingkat internasional. Dan Kahyangan Api merupakan obyek Geopark,” tambahnya.

Tak hanya memajang lukisannya, Ramon Pareno juga telah menggelar dialog dengan seniman dan budayawan lintas generasi untuk dapat berbagi suara yang berkaitan dengan Geopark Bojonegoro.

“Menurut saya, geopark di Bojonegoro yang masih harus ditingkatkan adalah soal literasinya. Terutama turunannya,” kata Srawung, pemuda asal Kecamatan Trucuk saat memberikan pendapatnya dalan dialog yang dibranding dengan nama Medang Soresore pada minggu ini.

Sementara itu, Adi Sutarto mengatakan, memang sudah saatnya Bojonegoro memiliki dan membuka data obyek pemajuan kebudayaan yang dimiliki.

“Termasuk di sekitar Kahyangan Api, dengan dasar data itulah masyarakat kesenian dapat melengkapi, dapat mengembangkan dan kemudian memanfaatkan,” terang pria asal Ngawi yang banyak menelurkan karya-karya bertemakan Bojonegoro.(red)

»Follow Suarabanyuurip.com di
» Saluran WhatsApp Channel SuaraBanyuurip.com


Pos terkait