SuaraBanyuurip.com – d suko nugroho
Bojonegoro – Peringatan Hari Tani Nasional di Dusun Sumurpandan, Desa Gayam, Kecamatan Gayam, Kabupaten Jawa Timur, Selasa (30/9/2025), berlangsung semarak dan meriah. Petani dari delapan desa di sekitar lapangan minyak Banyu Urip dan Kedung Keris, Blok Cepu, mengadakan berbagai kegiatan, mulai dari perlombaan hingga panen raya hasil pertanian organik.
Perlombaan yang dilaksanakan diantaranya tingkat anak-anak TK/PAUD, kelompencapir (kelompok pendengar, pembaca dan pemirsa) dari anggota kelompok tani delapan desa untuk saling beradu wawasan masalah pertanian, jagong tani sebagai sarana untuk bertukar pengalaman dan berbagi kiat sukses tentang pertanian.
Lomba kelompencapir diambil tiga juara dari delapan kelompok. Untuk juara pertama dan kedua diraih Desa Sudu dan Bonorejo, Kecamatan Gayam. Keduanya mendapatkan hadiah mesin penyemprot pupuk elektronik, dan alat penetas telur berkapasitas 75 butir.
Sedangkan juara III disabet Desa Sukoharjo, Kecamatan Kalitidu, dengan hadiah tiga buah alat osrok pencabut rumput. Masing-masing juara dan peserta lomba kelompencapir juga mendapat bantuan benih jagung dan pupuk.
Selain itu, juga dilaksanakan penyerahan sscara simbolis bantuan 56 rumah burung hantu (rubuha) oleh operator lapangan minyak Banyu Urip, ExxonMobil Cepu Limited (EMCL). Sekaligus pendirian rumah burung hantu secara gotong-royong.

Bantuan 56 rubuha diberikan EMCL kepada 12 desa di Kecamatan Gayam, dan dua desa di Kecamatan Kalitidu, yakni Desa Leran dan Sukoharjo. Selain itu juga melakukan gropyok tikus bersama petani di 14 desa. Bantuan rubuha dan gropyok tikus ini merupakan cara alami dan ramah lingkungan membasmi hama tikus.
Peringatan Hari Tani Nasional di Desa Gayam ditutup dengan panen bersama hasil pertanian organik. Mulai dari semangka, terong, tomat, labu, blutru, kacang panjang, bawang merah dan cabai. Mereka juga mencicipi buah semangka dan tomat hasil pertanian organik yang sehat.
Panen bersama hasil pertanian organik dalam rangkaian peringatan Hari Tani Nasional di Desa Gayam ini merupakan keberhasilan program sekolah lapang pertanian (SLP) yang dilaksanakan EMCL didukung penuh SKK Migas. Program yang didampingi Yayasan Daun Bendera (FIELD Indonesia) tahun 2025 ini menyasar lebih dari 500 petani dari delapan desa di Kecamatan Gayam dan Kalitidu. Meliputi Desa Gayam, Mojodelik, Brabowan, Bonorejo, Sudu, dan Ngraho, Kecamatan Gayam. Serta Desa Leran dan Sukoharjo, Kecamatan Kalitidu.
Di program sekolah lapang pertanian, para petani dilatih menerapkan pertanian ekologis ramah lingkungan. Melalui metode ini petani bisa menghemat biaya produksi karena tidak bergantung pada pupuk dan obat-obatan kimia, dan mampu memperbaiki produktuvitas tanah.

Kepala Desa Gayam, Winto mengapresiasi program sekolah lapang pertanian yang dilaksanakan EMCL. Sebab mayoritas penduduk Indonesia, khususnya warga Gayam adalah petani.
“Semoga kedepan program sekolah lapang pertanian ini bisa ditingkatkan dari sisi kuantitas dan kualitas. Sehingga benar-benar memberi manfaat bagi kesejahteraan petani,” ujarnya di peringatan Hari Tani Nasional.
Winto berharap kedepan ada peningkatan sarana pendukung sekolah lapangan pertanian. Khususnya penyediaan air bagi kebutuhan pertanian.
“Harapan kami, Pemkab melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, EMCL, dan SKK Migas, bisa mengupayakan pemenuhan kebutuhan bagi pengairan. Sebab, ketersediaan air selama ini menjadi masalah utama petani di sini,” tutur kepala desa dua periode ini.

Kepala Perwakilan SKK Migas Jabanusa, Anggono Mahendrawan berharap melalui pelaksanaan program pengembangan masyarakat (PPM) hulu migas ini nantinya bisa menciptakan kemandirian masyarakat.
“Sehingga ketika minyak sudah habis, masyarakat bisa tetap survive. Oleh karena itu program pemberdayaan yang kita laksanakan diutamakan untuk masyarakat di daerah operasi,” tegas Anggono.
Ia juga meminta dukungan masyarakat dan pemangku kepentingan tingkat kabupaten, kecamatan dan desa untuk bersama-sama menjaga operasi lapangan Banyu Urip dan Kedung Keris, Blok Cepu agar berjalan aman dan lancar. Sebab, 25 persen produksi minyak nasional disumbang dari Bojonegoro.
“Ini menjadi kebanggan bagi masyarakat Bojonegoro. Sehingga dibutuhkan kolaborasi agar keberadaan migas di sini dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” pungkasnya.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP), Zaenal Fanani mengucapkan terimakasih atas prakarsa pemberdayaan masyarakat di sektor pertanian yang dilaksanakan EMCL dan SKK Migas.
Menurut Zaenal, program sekolah lapang dengan mengusung konsep pertanian ekologis ramah lingkungan ini bisa meningkatjan kesehahteraan, ekonomi dan ilmu pengetahuan para petani di Bojonegoro, khususnya di wilayah operasi EMCL.
Zaenal mencontohkan, seperti bantuan rubuha, alat pertanian dan kegiatan gropyokan bisa membantu mengendalikan serangan hama tikus secara alami. Berbeda dengan cara mengunakan jebakan tikus memakai aliran listrik yang bisa membahayakan keselamatan masyarakat.
“Atas nama Pemkab Bojonegoro, saya mengucapkan terima ksih kepada EMCL dan SKK Migas atas kegiatan hari tani yang dilaksanakan hari ini. Ini menunjukkan komitmen hulu migas dalam mendukung sektor pertanian di Bojonegoro,” tegasnya.
Peringatan Hari Tani Nasional di Desa Gayam mengusung tema, Petani Tangguh, Indonesia Tumbuh. Kegiatan ini juga dihadiri Kepala Dinas Kesehatan Ninik Susmiati, Direktur Utama PT Asri Dharma Sejahtera (ADS), BUMD Bojonegoro, M Kundori, pejabat BMKG, kepala desa dari delapan desa, dan tokoh masyarakat.(suko)