SuaraBanyuurip.com – Totok Martono
Lamongan – Pantai Utara (Pantura) Lamongan selama ini sudah dikenal sebagai penghasil ikan terbesar di Jawa Timur. Namun tingginya produksi itu belum mengangkat kesejahteraan semua nelayan karena tidak ada nilai tambah dan kurangnya kualitas produk olahannya.
Untuk mengangkat kesejahteraan nelayan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lamongan bekerja sama dengan Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan (BBPSEKP) membangun Klinik Iptek Mina Bisnis (Kimbis) yang dibuka di Desa Weru Komplek Kecamatan Paciran. Melalui klinik itu nelayan diajak untuk memberi nilai tambah pada produksi ikannya. Apalagi selama ini Desa Weru dikenal sebagai salah satu sentra industri pengolahan produk perikanan skala rumah tangga di Lamongan.
Total produksi ikan Lamongan dari semua perairan mencapai 107.919,17 ton. Sebanyak 68.302,08 ton diantaranya berasal dari perikanan tangkap laut, 36.625,31 ton dari perikanan budidaya dan 2.991,78 ton dari perairan umum. Produksi tahun 2011 ini naik dari produksi tahun 2010 yang mencapai 98.520,62 ton.
Kabag Humas dan Informasi dan Komunikasi (Infokom) Lamongan, Mohammad Zamroni, mengungkapkan, sebenarnya selama ini masyarakat Desa Weru sudah banyak menghasilkan produk olahan dari ikan laut. Namun produk-produk itu masih berkualitas rendah. Karena penggunaan bahan baku yang kurang baik sehingga proses produksi yang dihasilkan masih sederhana dan kurang higienis.
“Pasarnya juga masih terbatas lokal saja dan tanpa memiliki branding yang jelas,†kata Zamroni kepada SuaraBanyuurip.
Menurut dia, keberadaan Kimbis menjadi sangat penting untuk nelayan karena menjadi kawasan minapolitan perikanan tangkap dan budidaya. Selain itu, melalui wadah itu para nelayan diberikan pelatihan produk yang bukan hanya bekualitas, namun juga higienis. Seperti pelatihan pembuatan produk hasil perikanan seperti abon ikan, otak-otak, krupuk ikan, tik-tik ikan hinga krispi ikan oleh peneliti dari BBPSEKP.
“(Kimbis) Di Indonesia hanya ada 11, salah satunya di Lamongan,†tegas Zamroni.
Dia menambahkan, Kimbis juga memberikan fasilitas pengurusan sertifikasi ijin pangan industri rumah tangga (P-IRT) untuk meningkatkan daya saing produk. “Masyakat juga diarahkan untuk meningkatkan kapasitas manajerial dan bisnis kelompok agar bisa lebih komersial,†pungkas Zamroni.
Untuk diketahui, ada beberapa alasan pembangunan Kimbis Pantura Lamongan ini. Diantaranya adalah wilayah ini memiliki panjang garis pantai mencapai 47 kilometer, jumlah tenaga kerja di bidang perikanan tangkap mencapai 95.059 orang dan pembudidaya mencapai 159.440 orang. Belum lagi armada perahu yang mencapai 7.527 unit. Sebanyak 5.199 unit diantaranya berupa kapal bermotor dan sisanya, 2.408 unit merupakan perahu tempel. (tok)