Merajut Helai Benang Menjadi Bros Cantik

SuaraBanyuurip.comRirin W

Bojonegoro – Bermula dari hobi dan kemampuan yang dipelajari dari ibunya, Nana Nataliana (35), terinspirasi untuk membuat accesories berupa bros cantik berasal dari helaian benang. Kepiawaiannya merajut benang warna-warni itu juga didasari semangat dan rasa ingin mempelajari  untuk membuat kerajinan tangan yang digandrungi kaum hawa saat ini.

“Saya menekuni bross rajut ini sudah 3 tahun lalu,” kata wanita berjilbab ini ketika ditemui suarabanyuurip.com dirumahnya di Jalan Lettu Suwolo, Kelurahan Karangpacar, Kecmatan Bojonegoro, Jawa Timur, Sabtu (30/3/2013).

Mulanya, Nana- sapaan akrabnya, hanya membuat accesoris untuk kesenangan pribadi. Namun dalam kurun waktu 2 tahun terakhir banyak permintaan khususnya dari teman, tetangga, bahkan saudara. Karena banyaknya permintaan itulah, akhirnya dia mulai berfikir untuk berbisnis.

“Banyak yang pesan, jadinya punya pikiran kenapa tidak dijual saja,” aku Nana.

Dia menjelaskan, dari kreasinya itu  mampu menghasilkan karya berupa bros, gantungan kunci, bunga, serta  tas wanita. Semua itu berbahan benang rajut. Namun mampu disulap menjadi beraneka rupa dan warna warni.

“Saya kadang merasa kerepotan kalau harus memenuhi permintaan karena semua proses masih saya lakukan sendiri,” ungkap Nana.

Alasan itulah yang membuat dirinya belum berfikir mencari pegawai. Nana pun masih menunda untuk memasarkan hasil rajutannya ke toko maupun ke pasar.

“Untuk sementara saya hanya memenuhi permintaan sesuai kemampuan,” ujar dia.

Nana mengkreasikan bros rajutanya dengan berbagai motif. Motif andalannya adalah bunga warna warni sebagai ciri khasnya. Lebih uniknya lagi, dalam berkreasi  dirinya menambahkan kancing sebagai aksesoris tambahan untuk memperindah bros yang kebanyakan berwarna merah/ biru/ dan ungu.

“Membuat satu buah bros rajut ukuran kecil saya bisa menyelesaikan dalam waktu 20 menit saja. Sedang untuk bungan atau tas membutuhkan waktu 2 minggu,” ujar guru Sekolah Dasar ini.

Untuk harga bros ia mematok harga dari Rp 2000 hingga Rp 12000 perbiji. Itupun disesuaikan dengan bahan dasar dan tingkat kesulitan. Sedangkan untuk tas ia menjual dari harga Rp 75.000  hingga Rp 200.000 rupiah.

“Saya berharap, nanti bisa mengajarkan ilmu saya ini kepada keluarga atau remaja putri disekitar sini,selain menciptakan peluang pekerjaan tentu dapat menambah penghasilan,” tutur wanita manis ini. (rien)

»Follow Suarabanyuurip.com di
» Google News SUARA BANYUURIP
» dan Saluran WhatsApp Channel SuaraBanyuurip.com


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *