SuaraBanyuurip.com – Ririn Wedia
Bojonegoro– Â Musim kemarau yang melanda Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur juga dialami Desa Ring 1 Lapangan Sukowati, Blok Tuban. Yakni Desa Campurejo Kecamatan Bojonegoro dan Desa Sambiroto Kecamatan Kapas.
Kepala Desa Campurejo, Edi Sampurno, mengatakan, memasuki bulan September 2013 ini ada tujuh titik yang mulai membutuhkan pasokan air bersih yang tersebar di dua dusun. Yaitu warga di Dusun Plosolanang dan Dusun Kepoh Agung diantaranya mulai dari RT 1,2,3,4,5,7, dan RT 23. Diprediksi kekeringan itu akan meluas ke RT lainnya.
“Saat ini air yang dibutuhkan masyarakat sudah berkurang banyak,†kata Edi kepada suarabanyuurip.com, Sabtu (21/9/2013).
Selama ini warga di wilayah tersebut memanfaatkan 4 sumur yang dibuatkan oleh operator Blok Tuban Joint Operating Body Pertamina Petrochina East Java (JOB P-PEJ). Namun air yang ada di dalam sumur semakin lama semakin menurun.
“Saat ini hanya cukup untuk memasak. Warga harus bergantian menggunakan air dari sumur tersebut,†tutur dia.
Sumber air dari smur buatan itu awalnya cukup besar dan disalurkan ke masing-masing rumah warga melalui pipa. Namun karena musim kemarau sumber air terus berkurang  sehingga warga tidak bisa mendapatkan jatah air yang cukup.
“Aliran air tidak sebanyak awal Agustus lalu,†tandas Edi.
Akibat kemarau ini seluas 47 hektar sawah sekarang ini hampir tidak teraliri air dengan maksimal akibat penurunan debit air sungai Bengawan Solo. Petani terpaksa menggunakan mesin desel untuk memompa air dan melakukannya secara bergilir dengan petani lainnya.
“Kami akan minta JOB untuk memperbaiki dan menyempurnakan lagi jalur-jalur air di desa Campurejo,†tegasnya.
Meski demikian, pihak pemerintah desa (Pemdes) Campurejo belum mengajukan proposal ke JOBP-PEJ untuk memasok kebutuhan air bersih. Namun secara lisan telah disampaikan jika masyarakat sekitar mulai membutuhkan pasokan air bersih minimal 10.000 liter sehari.
“Insya Allah, kami akan segera mengajukan proposal agar operator memberikan bantuan air bersih,†janji Edi.
Sementara itu, hal yang sama juga terjadi di Desa Sambiroto. Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Sambiroto, Sudjono, mengatakan, wilayah desa Sambiroto mulai mengalami kekeringan sejak Juni 2013 lalu. Namun tidak semua wilayah desa kesulitan air.
“Justru masyarakat desa yang dekat dengan Pad A itu yang kekeringan,†sambung Sudjono dikonfirmasi terpisah.
Dia mengatakan, ada beberapa RT yang kesulitan mendapatkan air bersih diantaranya RT 1,5,dan 10 atau tepatnya Sambiroto bagian utara. Sedangkan Sambiroto bagian selatan air mengalir lancar meskipun volumenya sedikit.(rien)