SuaraBanyuurip.com – Samian Sasongko
Bojonegoro – Sekalipun dari segi pembangunan infrastruktur telah bagus, namun adanya proyek Migas di wilayah Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur telah meruntuhkan tradisi warga sekitar tambang berternak kambing dan sapi.
Sebelum proyek Migas Banyuurip yang bersentra di Kecamatan Gayam itu datang, warga desa sekitarnya mayoritas berprofesi sebagai petani dan peternak tradisional. Kini kebiasaan warga tersebut secara perlahan punah, karena tak ada lagi yang menggemarinya.
Seorang warga Desa Kalitidu, Kecamatan Kalitidu, Bojonegoro, Hariono, mengatakan, keberadaan proyek Banyuurip banyak merubah kebiasan masyarakat. Selain perubahan perkembangan pembangunan infrastruktur desa yang kini menjadi bagus, namun yang terparah adalah perubahan pada dunia pertanian dan peternakan.
“Generasi muda sekarang hampir mayoritas cenderung tergiur menjadi tenaga kerja (Naker) proyek Migas, dan terlihat gengsi jika menekuni dunia ternak maupun bertani. Sehingga, saat ini peternakan dan pertanian terkesan punah terkupas dunia Migas, Mas,” kata Hariono, kepada Suarabanyuurip.com, Rabu (02/04/2014).
Pria yang juga Mantri Hewan wilayah Kecamatan Kalitidu ini menjelaskan, meski tidak keseluruhan peternakan punah, namun penurunannya sangat drastis. Diperkirakan bisa mencapai 80 persen menurun dibandingkan sebelum ada proyek Migas.
“Hasil cek saya di lapangan, andaikan toh masih ada yang beraktifitas sebagai peternak maupun petani itu hanya orang yang usianya sudah tua-tua, Mas. Tetapi, generasi penerusnya seakan sudah tidak ada,” jelasnya.
Diharapkan, bagi generasi muda untuk mengingat kembali aktifitas aslinya, dan jangan merasa gengsi menjadi seorang peternak maupun petani. Proyek migas ada batasannya, berbeda dengan berternak dan bertani yang tidak ada habisnya. Apalagi rencananya Jawa-Timur tahun 2015 mendatang dikabarkan akan memprogramkan sebagai swadaya daging.
“Menurut saya, jika dihitung penghasilan antara beternak dan sebagai Naker proyek yang bagian kasar hasil dari beternak juga tidak mau kalah. Karena, hasil beternak asal serius ditekuni dalam satu bulannya bisa untung tidak kurang dari Rp200.000 per kambing,” ungkapnya menyarankan.
Sedangkan Supangat, warga Kalitidu lainnya menyatakan, harga kambing sekarang terus meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Cantohnya, semula per ekor kambing dewasa bisa terjual Rp500.000-Rp600.000, sekarang harga rata-rata Rp1.000.000-Rp1.500.000.
“Tidak menutup kemungkinan hasil yang didapat dari beternak akan semakin meningkat, Pak,” kata Supangat. (sam)