Suarabanyuurip.com – Sami’an Sasongko
Jakarta – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) tandatangani kontrak bagi hasil untuk dua Wilayah Kerja (WK) hasil lelang penawaran langsung Tahun 2022 dengan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (K3S) di Jakarta, Rabu (25/1/2023).
Dalam penandatanganan tersebut juga disaksikan oleh Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Tutuka Ariadji. Hal ini menunjukkan bahwa sektor hulu minyak dan gas bumi (Migas) di Indonesai masih menjanjikan para investor.
WK West Kampar ditawarkan Pemerintah melalui Lelang Penawaran Langsung Tahun 2022 periode September – Oktober 2022 dan telah diumumkan pemenangnya pada 23 November 2022. Sedangkan WK Jabung Tengah ditawarkan Pemerintah melalui Lelang Penawaran Langsung Tahun 2022 periode November – Desember 2022 dan telah diumumkan pemenangnya pada 28 Desember 2022.
Direktur Jenderal Migas, Tutuka Ariadji mengatakan, bahwa penandatanganan kontrak kerja sama migas dua WK Migas ini diharapkan dapat menjadi salah satu bukti tolak ukur bagi para investor bahwa industri hulu migas Indonesia masih memiliki peluang besar untuk dikembangkan serta memiliki daya tarik yang tinggi bagi investor.
“Melalui kegiatan di WK ini diharapkan cadangan dan produksi migas dapat meningkat secara berkelanjutan serta mendukung pemenuhan target produksi migas,” katanya dilansir dari siaran persnya di laman resmi Kementerian ESDM.
Kedua WK Migas tersebut merupakan kontrak yang menggunakan skema cost recovery dengan jangka waktu WK Produksi West Kampar 20 tahun dan WK Eksplorasi yaitu WK Jabung Tengah berjangka waktu 30 tahun. KKKS telah menyelesaikan kewajiban finansial yaitu pembayaran bonus tanda tangan dan menyerahkan jaminan pelaksanaan sesuai ketentuan peraturan yang berlaku, sebelum penandatanganan kontrak dilakukan.
“Total investasi komitmen pasti dari penandatanganan ini senilai USD49.109.982 dengan bonus tandatangan USD400.000,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengungkapkan, kedua WK Migas yang ditandatangani tersebut tidak ada masalah dari segi pasar. Untuk minyak, akan dimanfaatkan karena kebutuhan minyak Indonesia sendiri masih dipenuhi dengan impor. Untuk gas, 2 WK Migas ini punya potensi ke Sumatera bagian Tengah sendiri, pabrik pupuk, PLN, maupun Pertamina Hulu Rokan.
“Karena infrastrukturnya sudah lengkap dan jika masih ada lebih, akan didistribusikan ke Batam, dan jika masih ada lebihan lagi bisa diekspor ke Singapura,” ujarnya.
Sekedar informasi, WK West Kampar berlokasi di wilayah administrasi Provinsi Riau dan Sumatera Utara. Dengan memiliki potensi sumber daya sebesar 130 MMBO. Dimana pada WK tersebut terdapat lapangan yang telah berproduksi. Yakni Lapangan Pendalian dengan OOIP 10,4 MMBO (2P Risk), Cumulative Production 0,8 MMBO dan Remaining Reserve 9,6 MMBO.
Sementara WK Jabung Tengah berlokasi di wilayah administrasi Provinsi Riau, Jambi dan Kepulauan Riau. Dengan memiliki potensi perkiraan sumber daya sebesar 200 MMBOE.(sam)