SuaraBanyuurip.com – Ririn Wedia
Bojonegoro – Field Administration Superintendant Joint Operating Body Pertamina Petrochina East Java (JOB PPEJ), Basith Syarwani, menyatakan, pihaknya telah menyerahkan kekurangan tali asih untuk warga kepada pemerintah desa (Pemdes) Desa Ngampelo, Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Â
Dia katakan, hal tersebut adalah urusan internal desa. Karena, pihaknya sudah memberikan tali asih tambahan untuk 6 bulan sesuai prosedur yang diterapkan oleh SKK Migas. Yakni tidak berupa uang tunai melainkan berupa material atau bahan bangunan.
“Dari total Rp150 juta untuk perbaikan Mushola, sudah ada tiga termin yang dicairkan berupa material dan bahan bangunan. Hanya sekitar Rp8 Juta saja belum dicairkan untuk kebutuhan tenaga kerja karena kami belum ditagih sama Kades setempat,” kata Basith.
Pria berkacamata minus ini menyampaikan, konflik yang terjadi kemungkinan adalah mengenai transparansi saja. Pihaknya sudah mencairkan dana, dan sudah membelanjakan ke toko material, tetapi dari toko materialnya belum mengirimkan barang-barang tersebut ke lokasi misalnya Mushola di RT 4 atau lainnya.
“Sehingga masyarakat tidak tahu, sudah dibayar kok belum dikirim-kirim,” tuturnya.
Dia menyampaikan, dari keterangan Kepala Desa Pujianto, hal itu terjadi karena dari toko bahan materialnya terjadi kendala seperti kondisi yang belum disiapkan.
“Menurut saya ini hanyalah masalah komunikasi saja, sebenarnya kalau ada masalah internal harap diselesaikan terlebih dahulu baru memanggil JOB PPEJ, jangan kalau masalah internal belum selesai JOB PPEJ diikutsertakan, nanti malah serba salah,” bebernya.
Sementara mengenai benih ikan, memang terjadi salah faham juga yang menimbulkan permasalahan warga. Sehingga dengan adanya masukan-masukan ke pihak JOB PPEJ akan dievaluasi, sejauh mana masukan tersebut akurat tidak ada tendensius apa-apa.
“Dengan adanya masukan masyarakat mengenai program CSR, adalah bentuk kepedulian mereka agar apa yang kami berikan tidak salah sasaran,” tukasnya.
Disinggung mengenai pengawasan terhadap program benih ikan ini, Basith mengaku, belum dilakukan karena belum ada laporan mengenai perkembangan program tersebut. Meskipun begitu, pihaknya telah menempatkan masing-masing dua personal di masing-masing desa Ring 1 untuk mengawasi program CSR ini.
“Kami tahunya ada pengajuan dari Kades, jadi ya langsung dengan prosedur yang ada, kami carikan benih ikan yang memang membelinya dari luar Ngampel, karena disini tidak ada yang menyediakan,” tukasnya.(rien)